Jawa Pos

Perkuat Industri Berbasis SDA

Jadi Sektor Prioritas untuk Genjot Ekspor

-

JAKARTA – Ekspor 2017 masih bisa tumbuh 9,09 persen. Namun, kinerja tersebut masih kalah apabila dibandingk­an dengan negara-negara tetangga seperti Vietnam, Thailand, dan Malaysia. Pemerintah tengah menyiapkan sektor prioritas yang akan menjadi fokus agar pertumbuha­n ekspor bisa digenjot lebih kencang.

Tahun ini pemerintah menargetka­n pertumbuha­n ekspor yang cukup tinggi, yakni di angka 11 persen. Kemarin (9/2) Wapres Jusuf Kalla menggelar rapat terkait dengan ekspor bersama Menko Perekonomi­an Darmin Nasution, Menkeu Sri Mulyani Indrawati, Menperin Airlangga Hartarto, Mendag Enggartias­to Lukita, dan Kepala BKPM Thomas Lembong.

Darmin mengungkap­kan, setidaknya ada dua strategi yang akan dijalankan pemerintah. Yang pertama, menganalis­is industri berorienta­si ekspor yang potensial. ”Tidak banyak. Hanya empat sampai lima industri yang berorienta­si ekspor dengan potensi besar,” jelas Darmin setelah rapat saat ditemui di kantornya kemarin.

Mantan gubernur Bank Indonesia (BI) itu melanjutka­n, upaya berikutnya adalah merumuskan kebijakan-kebijakan teknis terhadap sektor-sektor industri tersebut. ”Jadi, sekaligus tunjukkan ke dunia usaha bahwa kita ada perubahan dalam kecepatan kita mengurusi investasi dan ekspor, berikut dalam orang berusaha,” lanjutnya.

Strategi yang kedua, kata Darmin, mencari pasar baru sekaligus merampungk­an beberapa perjanjian perdaganga­n regional maupun bilateral. Perjanjian dagang yang bakal segera diselesaik­an adalah dengan Australia, European Free Trade Associatio­n (EFTA), Iran, Uni Eropa, dan Regional Comprehens­ive Economics Partnershi­p (RCEP).

Sementara itu, perjanjian dagang yang diusulkan untuk difinalisa­si adalah dengan Turki, Peru, Nigeria, Mozambik, Kenya, Moroko, Afrika Selatan, Sri Lanka, dan Bangladesh. Sektor yang sudah dipetakan, Darmin me- nuturkan, masih terkait dengan industri berbasis sumber daya alam (SDA). ”Pada dasarnya, industri atau hilirisasi. Antara itu saja,” ujarnya.

Darmin menambahka­n, pengembang­an smelter termasuk yang dimatangka­n. Ketua Tim Ahli Ekonomi Wapres Sofjan Wanandi mengungkap­kan, sektor-sektor industri berorienta­si ekspor yang menjadi prioritas akan diumumkan dalam waktu dekat. Termasuk kebijaka nkebijakan teknis untuk mendongkra­k industri tersebut.

”Saya pikir, dalam dua minggu ini akan diumumkan beberapa (sektor industri, Red) yang signifikan. Kemudian, kemungkina­n-kemungkina­n yang bisa kita lakukan segera, jadi ada jangka pendek, menengah, panjang,” ujarnya di Istana Wapres kemarin.

Sofjan melanjutka­n, beberapa kendala yang menghambat kinerja ekspor domestik adalah banyaknya aturan yang tumpang tindih serta perbedaan regulasi antara pemerintah pusat dan daerah. Dia mencontohk­an, implementa­si insentif pajak seperti tax holiday dan tax allowance yang rumit serta berbelit.

Hal tersebut membuat para pelaku usaha enggan berinvesta­si maupun berekspans­i. ”Misalnya, dulu kita janjikan memberikan tax holiday atau tax allowance. Itu terlalu banyak syarat. Nah, sekarang akan kita permudah untuk usaha-usaha yang padat karya dan bisa ekspor lebih banyak,” ujarnya.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia