10 Help Desk UNBK di Tiap Daerah
Juga Tambah Proktor di Setiap Sekolah
SURABAYA – Sejumlah perubahan dibuat dinas pendidikan (dispendik) menghadapi pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) April nanti. Yang terbaru, instansi tersebut mengubah komposisi tim teknis pemantau ujian.
Selain personel di level help desk (desk pemantau) di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota diperbanyak, jumlah operator (proktor) di setiap sekolah ditambah. Perubahan tersebut tidak terlepas dari masih munculnya kendala terkait dengan teknis UNBK.
Dispendik Jatim baru saja membentuk koordinator help desk di setiap kabupaten/kota. ’’Saat ini mereka diberi pelatihan teknis. Setelah itu, seluruh koordinator ini akan merekrut dan melatih tim di daerah ma- sing-masing,’’ kata Kasi Kurikulum Dispendik Heri Triyono.
Jika dibandingkan dengan tahun lalu, komposisi help desk dan proktor di setiap sekolah berubah. Help desk, misalnya. Di tingkat provinsi, dispendik menyiapkan sepuluh personel. Jumlah itu lebih banyak jika dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya lima personel.
Demikian juga halnya dengan di tingkat kabupaten/kota. Dispendik menetapkan setiap help desk diisi sepuluh personel (naik jika dibandingkan dengan tahun lalu enam personel). ’’Untuk proktor diupayakan setiap sekolah lebih dari satu,’’ katanya.
Penambahan itu tidak terlepas dari evaluasi hasil pelaksanaan UNBK pada 2017 plus uji coba UNBK 2018. Salah satu yang kerap menjadi problem adalah belum cepatnya penanganan kendala teknis di setiap sekolah. Rata-rata untuk mengatasi setiap problem yang terjadi di sekolah, peserta butuh waktu cukup lama sehingga jalannya ujian terhambat. Kondisi tersebut tidak terlepas dari keterbatasan jumlah personel.
Keberadaan help desk maupun proktor dalam UNBK memang cukup urgen. Help desk adalah pusat layanan penanganan semua masalah untuk sekolah yang ikut UNBK. Mulai memperbaiki server yang ngadat (off line), sinkronisasi server dari pusat ke daerah masing-masing, hingga layanan teknis yang lain.
Sedangkan proktor adalah personel yang ditunjuk untuk menjadi penanggung jawab mengendalikan server di setiap sekolah.
Di bagian lain, meski hingga kini masih banyak sekolah yang belum memiliki perangkat komputer-server dalam jumlah ideal, dispendik menargetkan seluruh sekolah bisa mengikuti UNBK.
Selain penambahan distribusi bantuan komputer, dispendik tengah menyiapkan skema pelaksanaan UNBK di luar sekolah. Maksudnya, setiap SMA/SMK yang belum mampu bisa menggelar ujian di sekolah yang lain. ’’Saat ini seluruh UPT sudah melakukan pendataan,’’ kata Kadispendik Jatim Saiful Rahman.
Berdasar instruksi dari Kementerian Pendidikan, untuk bisa menggelar UNBK, setiap sekolah minimal memiliki 20 unit komputer serta satu unit server.