315 Santriwati Terpaksa Mengungsi
JEMBER – Pondok Pesantren Putri Islam Bustanul Ulum (IBU) Pakusari Kamis sore (8/2) kebanjiran. Banjir yang masuk lingkungan pondok karena luapan sungai desa setempat itu membuat sekitar 15 asrama putri kebanjiran. Bahkan, hingga tadi malam, sekitar 315 santriwati yang menempati asrama tersebut terpaksa diungsikan ke masjid dan sejumlah lembaga pendidikan yang ada di sana.
Karena itu, kemarin pagi (9/2) sejumlah aparat baik dari TNI, kepolisian, relawan, puskesmas, badan penanggulangan bencana daerah (BPBD), maupun aparat desa setempat dengan dibantu para santriwati melakukan bersihbersih. Banjir membuat asrama penuh lumpur dan membuat bangunan menjadi kotor.
Menurut M. Hafidi, pengasuh Pondok Pesantren IBU, kejadian bermula sekitar pukul 13.30 WIB. Sungai pemisah antara Desa Jatian dan Desa Pakusari yang membelah pondok tersebut tiba-tiba naik. ’’Siang hari sebelum hujan itu airnya sudah keruh dan sudah naik,” jelas Hafidi.
Kemungkinan hujan deras terjadi di hulu. Hal itu kemudian diperparah dengan hujan deras di daerah tersebut sehingga membuat air semakin naik. ’’Karena di hulu terjadi penyempitan sungai. Di area pondok, lebarnya sekitar 3 meter. Tapi, di hilir lebarnya hanya 1,5 meter,” ucapnya.
Benar saja, air pun meluap dan membanjiri pondok asrama putri sekitar pukul 15.30 WIB. Banjir yang baru terjadi kali pertama itu pun membuat sejumlah penghuni heboh. Apalagi, banjir sudah menghanyutkan sepatu dan sandal santriwati yang ada di depan kamar asrama. Air kemudian mulai masuk asrama.
Para santriwati yang kebanyakan masih remaja langsung dipindahkan dari asrama ke sejumlah lokasi yang lebih tinggi. Mereka diungsikan ke masjid dan sejumlah ruangan lembaga pendidikan yang ada di dalam pondok. ’’Jadi, kami fokus menyelamatkan santri putri dulu,” terang pria yang juga ketua Komisi D DPRD Jember tersebut.