Siapkan Kelenteng untuk Sincia
SURABAYA – Gerbang kelenteng Hok An Kiong di Jalan Coklat, Pabean Cantian, terbuka lebar pukul 06.00 kemarin (9/2). Di ruang paling belakang, ibu-ibu terlihat mencelupkan patung Kwan Se Im Po Sat di bak berisi air berwarna kecokelatan. Patung yang lebih akrab disebut Dewi Kwan Im itu dikeringkan, lalu dikembalikan ke altar besar di tengah ruang sembahyang.
’’Kemarin kan sudah sembahyang Toa Pe Kong Naik ke Langit. Jadi, waktunya bersih-bersih kelenteng dan patung dewa,’’ ujar Liem Giok San, 67, pimpinan seksi perempuan kelompok ibadah kelenteng tertua di Surabaya tersebut.
Setelah itu, mereka pindah ke ruang sembahyang paling depan. Mereka telihat bersemangat membersihkan patung-patung Dewi Ma Co, dewi pelindung laut. Dewi tersebut dipasang sebagai tuan rumah alias dewa utama di kelenteng yang dibangun pada 1830 itu. ’’Kalau mau sembahyang kepada dewa mana pun, harus kulo nuwun dulu kepada Ma Co,’’ ungkap Liem.
Kemarin adalah satu-satunya momen orang biasa boleh memasuki altar dan memegang patung dalam periode setahun. Biasanya, hanya orang tertentu seperti biokong atau suhu yang boleh menyentuh mereka. Namun, karena arwah dewa diantar naik ke langit sehari sebelumnya, anggota yayasan dan pekerja kelenteng bebas menyentuh mereka.
Kelenteng tersebut punya pekerjaan besar. Mereka harus mencuci ratusan patung dari 22 altar persembahan dengan air sabun yang dicampur teh dan kayu manis. Karena itulah, selain pekerja kelenteng, para ibu rumah tangga yang biasa sembahyang di kelenteng tersebut ikut datang membantu.
Mulai pagi mereka datang untuk membantu bersih-bersih kelenteng. Namun, pekerjaan yang berat diserahkan kepada pekerja. Misalnya, membersihkan dua patung penjaga Cin Siok Po dan Oe Tie Kiong sebesar manusia.
’’Bersih-bersih di sini memang butuh tenaga banyak. Sebab, patungnya banyak sekali. Hampir semua dewa ada di sini,’’ ujar Endang Riadi, 45, salah seorang pekerja kelenteng.
Setelah dibersihkan, rumah ibadah itu melayani warga Tionghoa yang sembahyang tahun baru atau Sincia mulai 15 Februari nanti. Empat hari kemudian, barulah pelayanan tahun baru ditutup dengan upacara Toa Pe Kong Turun.