Jawa Pos

Suguhkan Koleksi Kiriman dari Belanda

- (wan/c9/oki)

LEBAK – Setelah sempat tertunda, Museum Multatuli (Eduard Douwes Dekker) di Rangkasbit­ung, Lebak, Banten, resmi dibuka hari ini (11/2). Museum itu disebut menjadi yang perdana menyuguhka­n cikal bakal gerakan antikoloni­alisme di Indonesia. Sejumlah koleksi yang didatangka­n langsung dari Museum Multatuli (Multatuli Huis) Amsterdam, Belanda, tersebut diharapkan menjadi daya tarik tersendiri.

Saat dikunjungi kemarin (10/2), beberapa petugas masih memasang pernak-pernik museum. Namun, koleksi primadona yang didatangka­n langsung dari Belanda sudah tersimpan rapi di dalam kotak kaca. Koleksi unggulan itu antara lain sebuah ubin yang diambil dari rumah Multatuli.

Ada pula kumpulan karya tulis Multatuli yang terdiri atas 25 buku. Buku ke-1 sampai ke-7 adalah tulisan untuk konsumsi umum. ”Isinya di antaranya soal novel

Max Havelaar,” kata Kepala Seksi Cagar Budaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lebak Ubaidilah Muchtar kemarin (10/2). Kemudian, buku ke-8 sampai ke-25 adalah kumpulan surat tulisan Multatuli.

Koleksi lain yang didatangka­n dari Belanda adalah novel Max

Havelaar keluaran 1876 yang sudah diterjemah­kan ke dalam bahasa Prancis.

 ?? DERY RIDWANSAH/JAWA POS ?? ANTIKOLONI­ALISME: Pekerja membersihk­an patung Eduard Douwes Dekker di Museum Multatuli, Lebak, kemarin.
DERY RIDWANSAH/JAWA POS ANTIKOLONI­ALISME: Pekerja membersihk­an patung Eduard Douwes Dekker di Museum Multatuli, Lebak, kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia