Buruh dan Petani Dukung Khofifah-Emil
Temui Buruh di Lumajang, Pastikan Petani Jatim Sejahtera
BAKAL calon gubernur Khofifah Indar Parawansa intens melakukan safari politik ke berbagai daerah. Yang terbaru, mantan Menteri Sosial tersebut mengunjungi Kabupaten Lumajang kemarin (10/2). Potensi besar di lini pertanian merupakan salah satu motivasi Khofifah mengunjungi Kota Pisang tersebut.
Menurut Khofifah, Lumajang memiliki kontribusi besar menjadikan Jawa Timur sebagai supplier pangan tertinggi di Indonesia. Daerah tersebut merupakan salah satu penyumbang terbesar pasokan beras. Agenda pertamanya adalah berdiskusi dengan para buruh pertanian yang bekerja di PT Mustika Tama, Kecamatan Sumbersuko. Turut serta dalam pertemuan tersebut adalah sang pemilik, H Abdullah Iskandar dan jajaran direksi.
Diskusi tersebut membahas kelangsungan pangan di Jatim. Terutama potensi Jatim di lini pertanian yang tak bisa diabaikan. ”Karena menjadi supplier tertinggi, berarti Jawa Timur punya andil besar dalam ketahanan pangan nasional,” ujar Khofifah saat acara diskusi. Hal tersebut menurutnya merupakan sebuah prestasi besar yang wajib dipertahankan sekaligus ditingkatkan.
Khofifah juga menyempatkan bertemu 7 ribu pekerja PT Mustika Tama seusai diskusi tersebut. Mereka adalah para buruh yang bertugas menjemur gabah sebelum dijadikan beras untuk dikemas lalu didistribusikan ke seluruh daerah di Jatim. Mereka tidak hanya menyambut Khofifah dengan hangat. Momen itu juga dimanfaatkan para buruh menyampaikan unek-unek.
Jika amanah memimpin Jatim lima tahun ke depan diberikan kepadanya dan Emil Dardak, Khofifah siap memasukkan peningkatan produktivitas pangan pada lini prioritas. Salah satu hal yang akan mendapat perhatian khusus adalah teknik irigasi. Tujuannya tentu agar pengairan yang menjadi kebutuhan penting sawah-sawah tetap lancar.
Ketua Umum Muslimat NU tersebut juga menekankan pemakaian pupuk kandang. Selain lebih menyehatkan karena tak tercampur bahan kimia, pupuk kandang juga lebih ekonomis. Khofifah juga telah menyiapkan program antisipasi berupa diversifikasi pangan. Masyarakat dianjurkan tidak terpaku mengonsumsi satu jenis makanan pokok.
”Pertumbuhan penduduk di Indonesia cukup tinggi. Jumlah rata-rata nasional per tahun ada sekitar lima juta bayi yang lahir. Artinya harus diantisipasi dengan diversifikasi supaya tidak ada krisis pangan,” ungkap Khofifah.
Program-program tersebut juga menjadi bagian dari Nawa Bhakti Satya yang diusungnya bersama Emil. Peningkatan produktivitas pertanian bukan sekadar mempertahankan gelar Jatim sebagai supplier bahan pangan tertinggi. Namun, juga untuk menyejahterakan masyarakat Jatim. Khususnya para petani yang merupakan ujung tombak ketersediaan pangan.
Safari politik Khofifah berlanjut ke beberapa pondok pesantren. Pertama adalah Ponpes Kiai Syarifuddin Wonorejo, Kedungjajang, dan menemui KH Adnan Syarif beserta para santri alumni. Selanjutnya adalah Ponpes Miftahul Ulum Pulosari dan bertemu pengasuh Hj Maimunah. Kunjungan Khofifah berakhir dalam acara Diklat Relawan Tingkat Desa Kecamatan dan Pergunu (Persatuan guru NU) yang dihadiri 600 orang.