Siraman Tujuh Sumber Air Jelang Akad
Stamina Ekstra untuk Calon Pengantin Jawa
SURABAYA – Adat Jawa masih dipegang teguh oleh pasangan suami istri Hari Indria Djayanti dan Hardjono Soeparto. Tidak heran jika keduanya menggunakan prosesi pernikahan dengan adat Jawa saat menikahkan anak bungsunya, Hillary Desiree Raharyani, kemarin (10/2).
Itu merupakan kali keempat mereka menyelenggarakan pernikahan dengan adat Jawa. Pada tahun-tahun sebelumnya tiga kakak kandung Reni, sapaan Hillary, melangsungkan prosesi pernikahan serupa.
Sebelum akad, panggih, sekaligus resepsi yang dihelat hari ini, Reni melakoni serangkaian prosesi siraman. Dia mengawali dengan sungkem kepada orang tuanya. Sambil terbata-bata, Reni meminta restu sekaligus berterima kasih kepada Indria dan Hardjono yang telah membesarkannya. Tangis Reni tidak terbendung saat mengucapkan maaf dan memohon doa.
’’Memang paling terharu itu pas sungkeman. Jadi inget kalau aku itu sebelumnya manja, banyak salah, dan sering nyusahin mama sama papa,’’ ucap Reni.
Alumnus kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu lantas mengganti kebaya hijaunya dengan kemben dan rangkaian melati yang diletakkan di dada untuk siraman. Sebelumnya, orang tuanya meracik Tirto Perwitosari. Yakni, mencampurkan tujuh macam sumber air dan bunga setaman ke dalam bejana. Di antaranya, sumber air Klaten, sumber air Bromo, Sumber Air Ungaran, dan air zamzam. Setelah tercampur, air itu lantas disiramkan ke tubuh Reni.
Setelah kendi yang berisi air tersebut selesai digunakan wudu, Harry, kakak Reni yang menggantikan sang ayah, memecahkannya. ’’Namanya pecah pamor. Artinya, harapan agar pamor atau aura calon pengantin bisa keluar, bersinar, saat jadi pengantin,’’ kata Kurnia Kusuma Dewi, owner Kusuma Dewi Wedding. Harry pun lantas melakukan ritual pondhongan. Yakni, menggendong Reni ke kamar pengantin untuk ganti baju ketiga.
Dia mengungkapkan, calon pengantin yang melakoni adat Jawa mulai siraman hingga midodareni harus menyiapkan stamina ekstra. Sebab, dua acara itu dihelat dalam waktu sehari. Setelah itu, acara dilanjutkan akad, panggih, dan resepsi keesokan harinya.