Kolaborasikan Wayang Kulit dan Orang
SURABAYA – Galeri Seni Budaya Daerah Magetan di Pendapa Taman Budaya Surabaya dibuka dengan penampilan tak biasa. Tim dari Magelang itu menampilkan kolaborasi wayang kulit dan wayang orang. Lakon yang dibawakan berjudul Ciptaning. Bercerita tentang pertapaan Arjuna untuk memenangkan perang Bharatayudha.
Wayang kolaborasi tersebut menempatkan dalang dan wayang kulit di balik kelir (layar yang terbuat dari kain putih). Karena itulah, penonton hanya menikmati bayangan wayang kulit. Sementara itu, panggung di depan kelir digunakan untuk penampilan wayang orang. Adegan wayang kulit dan wayang orang saling dipadukan hingga saling mengisi satu sama lain. Warna-warna lampu latar juga berubah dinamis seiring perubahan suasana.
Tawa penonton kerap terdengar dalam adegan wayang orang punakawan. Petruk, Gareng, dan Bagong menghadirkan hiburan dengan topik masa kini. Bukan hanya itu, adegan Arjuna melawan empat pasukan Buto Cakil juga diisi dengan dagelan. Salah satu cakil terpeleset serta diikuti wajah kaget dan tawa penonton.
Karena melawan pakem tampilan wayang biasa, banyak aturan baru yang harus dibuat. Salah satunya, terdapat tiga dalang di balik kelir. ’’Ini permasalahan blocking. Terlalu kecil nanti bayangan wayang kulitnya jika hanya satu dalang,” ungkap Putut Puji Agusseno, sutradara penampilan wayang kolaborasi, Jumat malam (9/2).
Permainan karawitan juga tak mengikuti pakem yang ada. ’’Kalau biasanya kendang jadi sopir. Sekarang bergantung adegan siapa yang harus jadi sopir, ada yang kenong, ada yang kendang,’’ ucap mahasiswa S-2 di Institut Seni Indonesia itu.