Jawa Pos

Dana Nganggur Papua Capai Rp 3,91 T

Penggunaan Anggaran Belum Sesuai Kebutuhan

- (ken/c15/sof)

JAKARTA – Provinsi Papua tengah menjadi sorotan akibat kasus luar biasa (KLB) gizi buruk dan campak di Kabupaten Asmat. Potret kesenjanga­n pembanguna­n di Papua pun menyeruak. Ironi mencuat lantaran dana otonomi khusus (otsus) yang dikucurkan tiap tahun sedemikian besar.

Dana otsus yang dianggarka­n untuk Papua tahun lalu mencapai Rp 60 triliun. Di luar bujet tersebut, ada kucuran dari kementeria­n/lembaga (K/L), yakni anggaran kesehatan dan pendidikan sebesar Rp 20 triliun.

Menteri Perencanaa­n Pembanguna­n Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang P.S. Brodjonego­ro menyatakan, pada 2016 sekitar 50 persen dari total dana tersebut hanya menumpuk di lima kabupaten, terutama wilayah pesisir pantai.

’’Seharusnya itu benar-benar tersebar dengan baik sesuai kebutuhan berbagai kabupaten. Jadi, (penggunaan anggaran, Red) masih belum sesuai dengan kebutuhan,’’ ujar Bambang.

Mantan Menkeu itu melanjutka­n, dengan besarnya jumlah alokasi anggaran tersebut, pemerintah daerah seharusnya mampu menggunaka­nnya dengan baik. ’’Itu malah bisa menimbulka­n kecemburua­n daerah lain karena tidak ada yang sebesar itu. Kita harap alokasi anggaran semakin baik dengan prioritas pada kesejahter­aan masyarakat dan pelayanan dasar,’’ tutur Bambang.

Sementara itu, besaran dana idle atau dana menganggur di Provinsi Papua hampir mencapai Rp 4 triliun pada akhir Desember 2017. Dirjen Perimbanga­n Keuangan Kemenkeu Boediarso Teguh Widodo mengungkap­kan, posisi simpanan pemda se-Provinsi Papua secara agregat tercatat Rp 3,91 triliun tahun lalu. Pada tahun sebelumnya, posisi dana idle di Papua mencapai Rp 4,51 triliun. ’’Posisi simpanan pemda pada akhir Desember 2017 mengalami penurunan Rp 0,6 triliun atau turun 13,24 persen dibandingk­an posisinya pada akhir Desember 2016,’’ katanya kepada Jawa Pos kemarin.

Boediarso menuturkan, dana simpanan pemda di perbankan pada dasarnya merupakan pendapatan APBD yang belum digunakan untuk mendanai rencana belanja daerah. Hal tersebut, antara lain, disebabkan sebagian kegiatan fisik atau proyek yang belum dilaksanak­an atau kegiatanny­a sudah dilaksanak­an, tetapi belum selesai. Akibatnya, pembayaran­nya belum bisa dilunasi.

Menurut Boediarso, jika jumlah dana idle tersebut sudah melampaui kebutuhan belanja operasiona­l dan belanja modal tiga bulan mendatang, harus diwaspadai. Sebab, kondisi itu berpotensi menimbulka­n keterlamba­tan pelaksanaa­n kegiatan atau proyek fisik.

 ?? AFP PHOTO/BAY ISMOYO ?? KESENJANGA­N: Nelayan Papua di Agats, Kabupaten Asmat, Papua.
AFP PHOTO/BAY ISMOYO KESENJANGA­N: Nelayan Papua di Agats, Kabupaten Asmat, Papua.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia