Pertahankan Nuansa Etnik
MEMBANTU penenun daerah untuk melestarikan produknya. Itulah salah satu misi Ecky melalui Ammossi. Sejak 2016, dia mulai bekerja sama dengan penenun di delapan daerah untuk produk kain etnik dan kalung daerah. Yakni, Batak, Dayak, Sabu dan Rote di NTT, Sumba dan Sade di NTB, Badui, serta Toraja. ”Dapat channel-nya dari teman,” ujarnya.
Dalam sekali pemesanan, jumlahnya bisa 400–500 set kain tenun. ”Digabung dengan kalung daerah, pesan banyak. Sebab, saat bahan langka, harganya naik,” kata Ecky.
Selain gelang, kalung, dan kain etnik, Ecky merambah produk tas, dompet, serta kaus dan jaket (apparel).
Dia memang ingin mengembangkan Ammossi jadi brand yang bisa memenuhi segala kebutuhan traveler
di Indonesia.
Adanya tas, dompet, dan apparel itu juga bertujuan menambah jenis produk saat Ecky mengikuti kompetisi wirausaha tahun lalu. Hasilnya, Ammossi berhasil menjadi runner-up
dalam kompetisi The Big Start Indonesia yang diadakan blibli.com.
Produk tas mulai dipasarkan Ecky akhir tahun lalu dengan tetap bernuansa etnik. Penyuka traveling itu memang ingin, saat orang mengingat etnik, ingat Ammossi. ’’Awalnya disematkan kain etnik. Ternyata, kalau pakai kain etnik, stok kainnya tidak bisa konsisten. Sebab, jika ada acara adat di daerah, ke-pending,’’ jelasnya.
Ecky bekerja sama dengan desainer untuk mendesain motif pada tas. Motif yang diberi nama Talawang itu menempatkan beberapa corak dari berbagai daerah. Motif itu tidak hanya muncul di tas Ammossi, tetapi juga boks, setiap posting-an Ammossi, maupun name tag produk.