Cagub NTT Pakai Kartu ATM Penyuap
KPK Tangkap Tangan Bupati Ngada di Surabaya
JAKARTA – Kepala daerah, apalagi yang sedang mencalonkan diri dalam pilkada, tampaknya sulit lepas dari pusaran korupsi. Kemarin (11/2) KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Bupati Ngada, NTT, Marianus Sae (MS).
Marianus yang juga calon gubernur NTT diduga menerima uang suap dalam sebuah proyek di Dinas Pekerjaan Umum (Dinas PU) Ngada. Modusnya, dia menerima kartu ATM milik penyuap dan digunakan untuk kepentingan pribadinya.
Juru Bicara KPK Febri Diansyah menuturkan, Marianus sudah lama menerima uang suap dengan cara mendapat kartu ATM dari penyuap. ”Ingat kasus mantan Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub Antonius Tonny Budiono? Ya seperti itu,” ungkapnya tadi malam.
KPK juga sudah mendapat buktibukti dari perbankan terkait dengan kasus tersebut. Saat ini penyidik sedang memeriksa Marianus. ”Masih pemeriksaan. Baru sampai KPK pukul 17.00,” kata Febri.
Penyuapan itu terkait dengan sebuah proyek di Ngada. Namun, Febri belum bisa memastikan proyek apa itu. Yang pasti, Marianus ditangkap saat bertemu dengan penyuap di Surabaya. Penyuap merupakan pemenang proyek. Febri juga belum bisa memastikan lokasi penangkapan keduanya.
Menurut dia, selain keduanya, ada seorang lagi pejabat di Ngada yang sedang diperiksa di Kupang. Febri menuturkan, ada kemungkinan pejabat itu juga dibawa ke Jakarta. ”Kemungkinan menyusul,” ujarnya.
Penyidik kemarin langsung menggeledah sejumlah lokasi di NTT. Di antaranya, kantor Dinas PU Ngada, rumah Marianus, ruang kerja bupati, dan kantor PT Sinar 99.
Sejumlah kepala dinas juga diperiksa di Polres Ngada. Namun, belum diketahui kepala dinas mana saja yang sedang dimintai keterangan penyidik KPK tersebut. Selain masih menjabat bupati Ngada, Marianus merupakan calon gubernur NTT yang diusung PDIP dan PKB. Dia berpasangan dengan Emilia J. Nomleni, ketua DPC PDIP Timur Tengah Selatan.
Partai pengusung Marianus pun terkejut dengan kabar tersebut. ”Kami berharap itu bukan OTT,” kata Ketua Desk Pilkada DPP PKB Daniel Johan kemarin. Menurut dia, partainya masih menunggu keterangan lebih jelas dari KPK.