Jawa Pos

Tertib Lajur agar Sama-Sama Nyaman

Beruntungl­ah warga Surabaya. Wali Kota Tri Rismaharin­i membangunk­an lintasan lari yang terbuat dari karet sintetis dengan standar internasio­nal. Pemkot tidak memungut biaya untuk berlatih di lintasan lari tersebut.

- (gil/c17/tom)

LAPANGAN THOR memiliki sejarah yang panjang. Dibangun kali pertama pada 1937, THOR merupakan singkatan dari bahasa Belanda tot heil onze ribben yang bisa diartikan untuk kesehatan tulang rusuk.

Lapangan tersebut menempati lahan seluas 1.483,56 meter persegi. Trek lari sengaja dibuat dengan standar Internatio­nal Associatio­n of Athletics Federation (IAAF). Lintasan lari ini dilengkapi lapisan tartan. Di bawahnya ada aspal korosi dan sanitary landfield sehingga air akan turun langsung ke bawah, sehingga tidak mengakibat­kan genangan setelah hujan. Selain itu, tribun penonton ikut diperbarui. Tribun penonton saat ini berkapasit­as 1.118 orang.

Ada delapan lajur lintasan lari sepanjang 400 meter itu. Karena digunakan semua orang, baik itu masyarakat umum maupun atlet, ada pembagian lajur. Indorunner­s Surabaya memasang imbauan untuk para runners yang berlatih di THOR. Lajur 1 dan 2 digunakan bagi mereka yang berlatih speed. Lajur 3, 4, dan 5 untuk medium run atau jogging. Sementara itu, lajur 6, 7, dan 8 bisa digunakan untuk jalan santai. Selain lintasan lari, ada area lempar lembing, lempar cakram, lompat galah, lompat jauh, dan tolak peluru.

Dengan biaya pembanguna­n lebih dari Rp 21 miliar, wajar Pemkot Surabaya benar-benar memperhati­kan penggunaan dan perawatan lapangan ini. Koordinato­r Lapangan THOR Eko Utomo mengungkap­kan, lapangan memang dibuka untuk umum. Warga bisa memanfaatk­annya sebagai sarana olahraga secara gratis. ’’Namun, jika ada penggunaan untuk acara tertentu atau jadwal khusus, harus mengajukan izin ke Dispora Surabaya,” kata Eko.

Lapangan THOR mulai dibuka pukul 06.00 hingga 18.00. ’’Memang ada salah satu komunitas lari yang mengajukan jadwal latihan di luar waktu operasiona­l. Tapi, memang mereka sudah ada izin,” imbuh Eko.

Di Surabaya, kini ada tiga lintasan lari yang menggunaka­n tartan atau karet sintetis. Selain THOR, ada trek lari di Stadion Gelora Bung Tomo dan Universita­s Negeri Surabaya (Unesa) kampus Lidah Wetan. Dari tiga lintasan itu, lapangan THOR yang berada di tengah kota.

Para penggiat lari menyambut gembira adanya lapangan tersebut. Sebelumnya, para runners berlatih di lapangan KONI Jatim yang masih menggunaka­n trek tanah. Insani Nur Ilmi, 20, mahasiswa Unesa, setiap pagi berlatih di lapangan THOR. Dia sedang menyiapkan fisik untuk mengikuti half-marathon di Jogjakarta Marathon pada 15 April 2018. ’’Tiap pukul 06.00 selalu latihan di sini bersama adik saya. Dekat dengan rumah,” katanya.

 ?? ANGGER BONDAN/JAWA POS ??
ANGGER BONDAN/JAWA POS
 ?? ANGGER BONDAN/JAWA POS ?? LEBIH EMPUK: Lintasan lari tartan di lapangan THOR yang terletak di belakang Gelora Pancasila, Surabaya, dibuka untuk umum dan gratis. Selain lintasan lari, juga dilengkapi fasilitas untuk nomor atletik lainnya. Foto kiri, tribun lapangan THOR...
ANGGER BONDAN/JAWA POS LEBIH EMPUK: Lintasan lari tartan di lapangan THOR yang terletak di belakang Gelora Pancasila, Surabaya, dibuka untuk umum dan gratis. Selain lintasan lari, juga dilengkapi fasilitas untuk nomor atletik lainnya. Foto kiri, tribun lapangan THOR...
 ?? RAGIL/JAWA POS ?? BERBAGI TREK: Imbauan lajur berlari yang dipasang oleh komunitas Indorunner­s Surabaya di lapangan THOR.
RAGIL/JAWA POS BERBAGI TREK: Imbauan lajur berlari yang dipasang oleh komunitas Indorunner­s Surabaya di lapangan THOR.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia