Jawa Pos

Tangkap Lagi Dua Orang

- (aji/c7/eko)

SURABAYA – Satu per satu anggota komunitas penikmat narkoba diamankan Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Surabaya. Petugas kembali menangkap dua anggota komunitas tersebut pada Sabtu malam (10/2). Dengan begitu, sudah enam anggota plus satu anak perempuan yang ditangani BNNK dalam tiga hari terakhir.

Dua anggota komunitas tersebut berinisial SI dan NZ. Keduanya merupakan mahasiswa salah satu kampus swasta di Surabaya Selatan. ”NZ ini juga bekerja di sebuah kafe di mal,” kata Kepala BNNK Surabaya AKBP Suparti. Sedangkan yang lainnya berinisial OK, MS, MF, AS, dan IGS

Kami akan mengusulka­n untuk upgrade dilakukan alat tes urine biar tidak kecolongan. Sebab, kami yakin tesu kembali marak tahun ini.”

AKBP SUPARTI Kepala BNNK Surabaya

Di antara tujuh remaja yang sudah diamankan, SI punya profil yang paling berbeda. Dia merupakan anak dari keluarga golongan ekonomi kelas bawah. Kuliahnya juga terbengkal­ai. Bahkan, makan sehari-hari saja sulit. ”Tapi, karena kecanduan, dia minta ke teman-temannya,’’ ucap mantan Kapolsek Pabean Cantian itu.

Saat ditangkap, dua anggota tersebut membawa tembakau super (tesu) yang sama dengan milik IGS. Untuk mengelabui petugas, tesu itu disimpan bercampur dengan rokok biasa. Tesu tersebut memang dibeli dari IGS. ”IGS ini membeli satu paket sekitar 100 gram, lalu dibagi-bagi,’’ jelasnya.

Berdasar pengakuan IGS, tesu itu didapatkan dari luar Jatim. Harganya Rp 400 ribu setiap paket. Teman-temannya membeli dari IGS dalam bentuk paketpaket yang lebih kecil seharga Rp 50 ribu. Namun, Suparti masih enggan menyebutka­n lokasi pastinya. Alasannya, timnya sedang memburu penjual tesu tersebut.

Berdasar hasil asesmen sementara, tesu milik IGS memang punya efek yang lebih kuat. Pemakai bisa berhalusin­asi hingga beberapa jam. Kepada petugas, IGS mengaku tidak terlalu sering mengonsums­i barang haram tersebut. ”Maksimal sekali sehari,’’ imbuh Suparti.

Meski begitu, Suparti menyatakan bahwa anggota komunitas tersebut sudah bisa menakar dosis sendiri. Padahal, selama ini tidak semua orang bisa mengonsums­i tesu. Sebab, dampak buruk yang dihasilkan tesu bisa lebih parah daripada sabu-sabu.

Suparti mengatakan memberikan atensi khusus terhadap tesu. Sebab, jika si pemakai dites urine, hasilnya negatif. Alat tidak bisa mendeteksi zat yang terkandung dalam tesu tersebut.

”Kami akan mengusulka­n untuk dilakukan upgrade alat tes urine biar tidak kecolongan. Sebab, kami yakin tesu kembali marak tahun ini,’’ tandasnya.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia