Jawa Pos

Jadi Kebun Raya Berarti Perluas Usaha

UMKM Sambut Pengembang­an Ekowisata Mangrove

- (gal/c25/dio)

SURABAYA – Pengembang­an Ekowisata Mangrove Wonorejo menjadi kebun raya disambut positif oleh pelaku UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) di Kecamatan Rungkut. Mereka pun menyiapkan diri dan produkprod­uk berkualita­s. Omzet pebisnis juga bakal naik.

Banyak produk UMKM Rungkut yang berpotensi dikembangk­an. Salah satunya, sirup mangrove yang berproduks­i hingga 500 botol per hari. Ada pula sabun organik yang terbuat dari buah pohon pidada merah.

Menurut Ketua Paguyuban Rungkut Berkarya Erna Sulistyowa­ti, bagi pelaku UMKM, pengembang­an ekowisata menjadi kebun raya sama artinya dengan memperluas usaha. Dia mencontohk­an, sirup mangrove yang terbuat dari buah bogem pasti memiliki banyak suplai bahan baku.

Apalagi, sifat buah itu muncul musiman. ”Sehingga kami bisa menyimpan buah bogem untuk stok saat panen melimpah,” katanya di sela menerima rombongan reuni alumnus SMPN 2 Solo kemarin. Jumlahnya 150 orang. Salah satunya, istri Gubernur Jawa Timur Nina Soekarwo.

Selain itu, jumlah pengunjung yang datang akan meningkatk­an omzet. Pengunjung yang berasal dari berbagai penjuru Indonesia bakal berburu oleh-oleh khas. Saat ini Paguyuban Rungkut Berkarya beranggota 200 pelaku UMKM.

Jumlah itu naik sepuluh kali lipat jika dibandingk­an dengan awal berdiri pada 2016 silam. ”Semula hanya ada 20 yang ikut. Semakin hari terus bertambah,” ujar Erna yang juga dosen akuntansi di UPN Veteran.

Mereka berharap kebun raya segera terwujud. Pelaku UMKM pun siap menyambut realisasin­ya. ”Saya sangat senang. Bahkan, ini yang kami tunggu sejak lama,” ujarnya Erna.

Untuk persiapan, paguyuban telah menggelar pelatihan dan pendamping­an UMKM secara rutin. Baik yang baru atau sudah berjalan. Mereka ditempa untuk memiliki daya saing tinggi dan pintar melihat peluang. Khususnya kuliatas makanan.

Mereka tidak ingin buah tangan dari wisata mangrove mengandung bahan nonorganik yang membahayak­an tubuh. ”Kalau ketahuan pakai pengawet atau perwarna berbahya, langsung kami blacklist,” tegasnya.

Pegiat UMKM Rungkut Ita Dewi menambahka­h, pelaku usaha akan terpacu selalu mencari terobosan baru. Tidak lagi idealis dengan pemikiran sendiri, tapi terbuka dan paham dengan keinginan konsumen.”Hal tersebut akan memancing kami untuk jemput bola dan terus berkreasi,” ujar pemilik UMKM bidang fashion tersebut.

Sementara itu, menurut Acik Trisasi, owner Ama Opi Handmade Jewelry, kebun raya meningkatk­an upaya untuk memberdaya­kan masyarakat sekitar. Salah satunya, UMKM terus bertambah di Kecamatan Rungkut. ”Ekonomi warga juga akan turut terangkat,” ucapnya.

 ?? GALIH ADI/JAWA POS ?? GAYA ETNIK: Rombongan alumnus SMPN 2 Solo menyerbu stan milik Acik Triasasi yang menjual aksesori di Ekowisata Mangrove Wonorejo.
GALIH ADI/JAWA POS GAYA ETNIK: Rombongan alumnus SMPN 2 Solo menyerbu stan milik Acik Triasasi yang menjual aksesori di Ekowisata Mangrove Wonorejo.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia