Jawa Pos

Masih Enggan Urus PIRT

- (hen/c17/any)

SURABAYA – Jumlah industri kecil dan menengah (IKM) di Kota Pahlawan kian tumbuh. Namun, pertambaha­n belum dibarengi kesadaran mengurus kelengkapa­n usaha. Saat ini, banyak pembuat makanan dan minuman (mamin) belum mengantong­i sertifikat pangan industri rumah tangga (PIRT).

Kasi Perekonomi­an Kecamatan Semampir Arief Siswoko menyebut, ada 145 IKM yang aktif di wilayahnya. Sebagian besar memproduks­i mamin. Mereka kreatif membangun usaha di dalam rumah. ’’Untuk mamin, hanya dua IKM yang memiliki PIRT. Makanya, kami terus mendorong pengusaha melengkapi izin,” papar Arief.

Dia mengakui langkah tersebut tidak mudah. Sebab, masih banyak pengusaha yang menyepelek­an PIRT. Mereka menganggap usahanya sudah berjalan dan tak perlu repot-repot mengurus sertifikat pangan. Sebagian merasa kesulitan mengurus. Ada pula yang enggan membuat karena alasan modal.

’’Padahal, PIRT amat penting bagi IKM mamin. Salah satunya untuk mendorong pemasaran,” ucap Arief. Karena tak memiliki PIRT, lanjut dia, produk IKM sulit masuk ke toko modern. Mereka ditolak minimarket atau supermarke­t gara-gara izin tidak lengkap. Tingkat kesehatan produk diragukan.

Arief mengungkap­kan, kecamatan terus melakukan sosialisas­i terkait pentingnya dokumen. Terutama bagi IKM anyar. Mereka diminta serius menjadi pengusaha. ’’Soal jumlah, ada pertumbuha­n banyak tahun lalu,” kata Arief. Berdasar data kecamatan, jumlah IKM bertambah 80 pengusaha selama 2017. Pertumbuha­n dipengaruh­i tingginya tingkat pensiun dan pariwisata. Kunjungan ke kawasan Ampel berpengaru­h pada minat berwirausa­ha.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia