HPN Momentum untuk Koreksi Diri
Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) Ke-32 di Padang, Sumatera Barat, rampung Jumat (9/2). Namun, semangat di balik agenda tersebut tidak boleh hilang begitu saja. Berikut obrolan wartawan Jawa Pos Sahrul Yunizar dengan ketua umum PWI yang juga penanggung
HPN memang rutin diperingati setiap tahun. Tapi, tentu saja bukan sekadar seremoni. Apa makna peringatan HPN tahun ini yang harus dicermati seluruh insan media massa?
Koreksi ya, kan kita ada konvensi (Konvensi Nasional Media Massa yang termasuk dalam rangkaian peringatan HPN, Red). Itu isinya koreksi. Kesalahan kita, kekurangan kita, tantangan kita ke depan apa. Itu kemarin dirumuskan di acara konvensi.
Apa yang harus dibenahi insan media massa pada era digital sekarang ini yang menuntut semua serbacepat?
Tetap pendidikan dan pelatihan. Pendidikan, pelatihan, profesionalisme. Tidak ada (yang) lain kecuali itu. Hanya (dengan) itu kita bisa independen. Tetap kita punya integritas. Ada orientasi pengabdian.
Bagaimana dengan konglomerasi media yang memicu kekhawatiran adanya tekanan pemilik modal terhadap independensi media?
Nggak, nggak, nggak, nggak... Ada campur tangan. Tapi tidak mengganggu independensi.
Booming media sosial membuat hoax merajalela. Bagaimana pers bisa berperan menanggulangi banjir hoax tersebut?
Iya, itu pasti kalau kita pendidikan, pelatihan kode etik, iya pasti otomatis (melawan hoax).
Ada pesan untuk memotivasi jurnalis-jurnalis muda?
Tingkatkan terus kemampuan dan profesionalisme karena pertarungan lebih tajam.