Fokus Cari Puing Pesawat dan Mayat
MOSKOW – Presiden Rusia Vladimir Putin khusus mengutus Investigative Committee untuk menyelidiki penyebab kecelakaan maut yang melibatkan pesawat milik Saratov Airlines Minggu (11/2). Sementara ini, pemerintah menyebut cuaca buruk sebagai alasan kuat penyebab pesawat dengan 65 penumpang dan 6 kru itu jatuh, lalu meledak.
Kemarin (12/2) Interfax melaporkan, 62 penumpang berasal dari kota yang sama. ”Mereka tercatat sebagai penduduk Orenburg,” kata Sergei Sheremetsinsky, juru bicara pemerintah setempat, kepada Reuters. Sedangkan dua lainnya adalah penduduk Moskow. Ada juga seorang warga Saint Petersburg. Minggu itu pesawat jenis Antonov An-148 tersebut mengangkut dua remaja dan seorang bocah lima tahun.
Sampai lebih dari 24 jam pencarian, tim penyelamat yang dibantu militer belum bisa menemukan korban selamat. Kementerian Situasi Darurat Rusia menegaskan bahwa seluruh penumpang dan kru pesawat dipastikan tewas.
Pesawat yang celaka beberapa menit setelah lepas landas dari Bandara Domodedovo tersebut relatif masih baru. Menurut Saratov Airlines, pesawat itu beroperasi sejak 2010.
Rekaman CCTV yang disebarluaskan media memperlihatkan bahwa pesawat itu terbakar di udara. Beberapa saksi mata mengaku melihat benda seperti meteor jatuh dengan sangat cepat ke hamparan salju Argunovo, Distrik Ramenskoye. Begitu badan pesawat yang terbakar tersebut terempas ke tanah, pesawat meledak dan hancur. Serpihannya beterbangan ke segala arah.
Selain itu, pesawat jatuh di lokasi terpencil. Akibatnya, di tengah hawa dingin, anggota tim investigasi terpaksa berjalan kaki menuju lokasi jatuhnya pesawat. ”Areanya sangat sulit dicapai. Jalan menuju ke sana juga ditutup,” kata Sergei Goryashko, salah seorang anggota tim investigasi, kepada BBC.
Kemarin fokus tim penyelamat adalah menemukan puing-puing pesawat dan menemukan jenazah korban. Namun, itu bukan perkara mudah. Sebab, badan pesawat yang hancur berkepingkeping terserak hingga ratusan meter. Demikian juga tubuh para penumpang. Untuk kepentingan identifikasi, Kementerian Situasi Darurat Rusia mengumpulkan DNA keluarga dan kerabat para korban.
Saya pikir, dia (Aung San Suu Kyi) belum pernah naik helikopter dan menyaksikan apa yang pernah saya lihat. Saya tidak pernah melihat hal semacam itu sepanjang hidup saya. Ratusan desa dibakar.”
BORIS JOHNSON, MENTERI LUAR NEGERI INGGRIS