Tak Segan Belajar Langsung ke Pengusaha Batik
Usianya masih 22 tahun. Tapi, dia sangat getol mengembangkan batik asli daerah sendiri.
KECINTAANNYA pada batik tak perlu diragukan lagi. Bagi Ony Setyawan, batik merupakan untaian nilai-nilai luhur dan doa serta harapan dalam bentuk karya seni visual.
Warga Desa Ngebong, Kecamatan Pakel, Tulungagung, itu tidak bisa meninggalkan hasil karya seni peninggalan leluhur tersebut. Itulah yang membuatnya memilih terjun di batik.
’’Bagi saya pribadi, batik memiliki nilai tersendiri yang tiada duanya. Bahkan bukan sekadar motif hias yang indah,’’ ungkap Ony.
Untuk memperdalam wawasan, tidak jarang dia harus belajar langsung kepada para pembatik. Yakni, mendatangi para pengusaha batik di Desa Kalangbret, Kecamatan Kauman.
Hal itu sangat membantu tatkala dia kembali ke bangku kuliah. Semua yang didapatnya pun diterapkan sendiri dan dibagikan kepada rekan-rekannya yang lain.
’’Saya sampai harus membuat batik sendiri untuk mencoba mengaplikasikannya. Sekaligus menelurkan ideide terkait motif yang belum pernah ada,’’ ujar Ony.
Selama di bangku kuliah, Ony tidak jarang mengadakan pameran batik di Kota Malang. Bahkan, dia pernah menjadi pemateri pelatihan batik yang diadakan mahasiswa Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS).
Meski memiliki lumayan banyak pengalaman, ada satu hal yang terus membekas di benak Ony. Yakni, diminta menjadi pendamping dosen dalam pembelajaran membatik untuk diplomat 12 negara yang diadakan BIPA Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Kesempatan itu pun dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Ony untuk memperlihatkan kemampuannya dalam menggoreskan canting di selembar kain. ’’Tidak menyangka bisa mengajari diplomat dari 12 negara dalam hal membatik. Ini menjadi kesempatan untuk memperkenalkan batik secara lebih jauh kepada mereka,’’ ungkapnya.
Pemuda 22 tahun itu pun optimistis seni batik akan terus berkembang sesuai dengan peradaban saat ini. Apalagi sekarang batik bisa diaplikasikan ke dalam banyak hal. Yang menggandrungi batik pun bukan hanya kaum dewasa, tetapi juga anak muda.
’’Saya yakin, batik akan terus ada dan berkembang, khususnya di Tulungagung,’’ ujarnya.