Jawa Pos

Kembali ke Tradisi Lama

-

USIANYA masih cukup muda, 40 tahun. Bahkan, jika dibandingk­an dengan pelatih klub-klub kontestan di babak 16 Besar Liga Champions lainnya, Raphael Wicky adalah pelatih termuda.

Namun, dengan usia muda itu, Wicky berani untuk tidak mengadopsi gaya Basel saat ditangani Urs Fischer. Yakni, Basel era 2015 sampai musim panas 2017.

Pada musim pertamanya, Wicky tak banyak memakai skema back four. Skema itulah yang kerap jadi pilihan Fischer sebelumnya. Sebaliknya, mantan pelatih Basel U-21 tersebut memilih mengembali­kan RotBlau ke tradisi lamanya. Yakni, bermain dengan formasi tiga bek.

Nah, formasi itulah yang jadi ciri khas Basel sejak lima musim lalu. Kecuali Fischer, pelatih Basel mulai Murat Yakin hingga Paulo Sousa kerap menggunaka­n formasi tiga bek. ’’Variasi taktik itu mengalir,’’ kata Wicky dalam wawancara kepada Tages Woche.

Musim ini Wicky lebih banyak menerapkan formasi back three-nya di Liga Champions. Meski, dia belum mau menyebutka­n apakah akan kembali menerapkan­nya saat melawan Manchester City. ’’Skema itu (back three) memang sudah masa lalu di sini (Basel). Tetapi, saya ingin elemen itu kembali dan lebih baik,’’ ungkap Wicky.

Dengan skema back three dalam formasi 3-4-3, Marek Suchy dkk nyaris sempurna sepanjang fase grup Liga Champions. Hanya CSKA Moscow yang bisa meredam Basel di St Jakob-Park saat memakai formasi 3-4-3 flat. Meski begitu, dengan formasi yang sama, Basel meredam tim sekota City, Manchester United, dengan skor 0-1 pada 22 November lalu.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia