Macan Pulang ke Kandang
SOLO – Banner besar bertulisan Persija Coming Home dibentangkan Jakmania, sebutan suporter Persija Jakarta, setelah wasit Yudi Nurcahya asal Bandung meniup peluit panjang tanda berakhirnya laga second leg semifinal Piala Presiden 2018. Persija lolos ke final di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta, 17 Februari.
Ya, setelah kemenangan 4-1 atas PSMS Medan dalam first leg semifinal di Stadion Manahan, Solo (10/2), Persija memang hanya butuh tidak kalah 0-4 atau lebih pada second leg. Ternyata, klub berjuluk Macan Kemayoran itu malah kembali menang 1-0 atas PSMS kemarin.
Lagi-lagi striker asal Kroasia Marko Simic yang menjadi pahlawan. Setelah hat-trick pada first leg, pemain berjuluk Super Simic tersebut kembali menjadi momok pertahanan PSMS dengan golnya pada menit ke-60. Dengan begitu, Simic kini menyarangkan sembilan gol di Piala Presiden 2018.
Bagi Persija, lolos ke final membuat mereka akhirnya pulang ke rumah yang ditinggalkan sejak 2016. Selama dua tahun terakhir, Persija menjadi tim musafir. Sejak tak lagi bermarkas di Stadion Lebak Bulus, mereka sempat bermarkas di SUGBK pada 2008–2016.
Namun, karena stadion nasional, Persija sering terusir dari sana. Apalagi, SUGBK dipersiapkan untuk Asian Games 2018. Karena itu, Persija pernah bermarkas sementara di Stadion Manahan, Solo, pada 2016. Kemudian, saat Liga 1 bergulir, mereka sering memakai Stadion Patriot, Bekasi, atau Stadion Wibawa Mukti, Cikarang.
Tak heran, banner yang dibentangkan tersebut wujud dari kerinduan Jakmania menyaksikan pertandingan di rumah sendiri. ’’Saya berjuang untuk itu, cetak gol sampai final, dan kami bisa juara di rumah sendiri,’’ kata Simic.
Pelatih Persija Stefano Cugurra pun menyadari keinginan Jakmania. Meski harus membagi konsentrasi dan tenaga dengan laga perdana AFC Cup melawan Johor Darul Ta’zim di Malaysia pada 14 Februari,merekamasihmenurunkan 80 persen kekuatan terbaiknya.
Hanya nama-nama seperti Rohit Chand, Sandi Sute, Novri Setiawan, dan Rezaldi Hehanusa disimpan. Tiga nama terakhir bahkan dimasukkan pada babak kedua untuk meredam agresifitas PSMS kemarin sore. ’’Saya katakan tetap fokus ke Piala Presiden dulu, setelah itu berpikir AFC. Tapi, kami senang akhirnya bisa ke final,’’ ucapnya.
Dia mengakui, strateginya tetap menurunkan skuad utama karena melihat Ayam Kinantan, julukan PSMS, bukanlah tim yang lemah. Punya kecepatan ketika serangan balik membuatnya tetap meminta anak asuhnya tampil habishabisan sepanjang 90 menit.
Di sisi lain, pelatih PSMS Djadjang Nurdjaman mengakui, Persija memang layak menang. ’’Konsentrasi dan mental kembali menjadi masalah. Kami evaluasi setelah ini, masih ada banyak waktu. Kami jugaagendakan uji coba sebelum Liga 1 bergulir,’’ tuturnya.