Wedding Kiss Dikelilingi Barongsai
Pernikahan yang Menyatukan Seni dan Tradisi
SURABAYA – Berhasil menyatukan seni dan tradisi. Itulah gambaran pernikahan Citra Satria Ongkowijoyo dengan Yuanita Gondorejo. Pesta resepsi Citra dan Yuanita tersebut dihelat di ballroom Hotel Mercure Grand Mirama Minggu malam (11/2).
Kemeriahan pesta makin terasa saat sepuluh barongsai warna-warni turut mengiringi kedatangan kedua mempelai ke ”singgasana” mereka malam itu. Mempelai mengatur pestanya agar lebih intim. Penataan meja tamu pun dibuat round table.
Tamu yang hadir sekitar 300 orang. ”Kami memang menginginkan intimate party. Supaya lebih terasa kekeluargaannya,” ujar Yuanita usai pesta.
Sang pengantin memasuki ballroom dengan bergandengan tangan. Yuanita cantik dalam balutan ball gown, sedangkan Citra mengenakan setelan jas hitam.
Dua barongsai merah mengikuti dari belakang seakan menjaga mempelai. Empat barongsai lainnya berada di sepanjang jalur yang dilewati pengantin. Mereka sontak berdiri saat rombongan pengantin melewati koridor.
Barongsai dipilih sebagai pengiring pengantin karena filosofinya yang dalam bagi warga Tionghoa. Selain sebagai simbol pembawa keberuntungan, barongsai dipercaya bisa mengusir aura buruk. Tapi, lebih dari itu, ada memori pribadi antara mempelai pria dan barongsai.
”Saya dulu juga pemain barongsai,” ungkap Citra. Dan, yang dihadirkan dalam pernikahannya dengan Yunita adalah barongsai yang berasal dari kelompok Ksatria Lion & Dragon Dance Troupe, binaan Citra.
Bagi dia, barongsai bukan sekadar olahraga. Melainkan sudah jadi bagian dari tradisi keluarga yang mengakar. ”Karena itu, saya tidak mau meninggalkan mereka dalam pesta saya,” tambah Citra.
Alhasil, prosesi wedding kiss yang menutup acara malam itu pun dilakukan bersama sepuluh barongsai yang mengelilingi Citra dan Yuanita yang berbahagia.