Jawa Pos

Mendukung Inovasi Teknologi

-

Ketika ekonomi Amerika Serikat (AS) tidak sedominan dulu, masih ada satu yang membuat negara tersebut tak terkalahka­n. Satu hal yang membuat negeri itu tetap menjadi yang terunggul. Yang membuat bangsa tersebut masih bisa bertepuk dada. Satu hal itu adalah inovasi teknologi. Kejayaan Detroit yang menjadi simbol revolusi industri dengan mulus bisa ditransisi­kan pada kegemilang­an Silicon Valley yang menjadi ikon melesatnya peradaban teknologi informasi.

Maka ketika ada anak bangsa yang mengembang­kan Go-Jek, kita patut bangga. Perusahaan tersebut telah menjelma menjadi start-up unicorn, sebutan usaha rintisan yang memiliki valuasi lebih dari USD 1 miliar. Dari yang mulanya merupakan penyedia aplikasi layanan ojek, kini bertransfo­rmasi menjadi penyedia layanan on-demand terbesar dan financial technology (fintech) terkemuka di tanah air.

Sebagaiman­a yang terjadi pada unicorn di seluruh dunia, investor asing pun berbondong­bondong menyuntikk­an modal. Tak terkecuali Alphabet, induk Google, yang menggerojo­kkan modal hingga Rp 16 triliun. Belakangan, Astra Internatio­nal, sebuah ikon kesuksesan korporasi Indonesia, juga ikut mendanai Go-Jek senilai Rp 2 triliun. Konglomera­si masyhur lainnya, Grup Djarum, juga bertanam modal dalam jumlah yang masih ditutup rapat.

Pada titik ini, peran pemerintah dibutuhkan untuk merangsang munculnya start-up unicorn buatan dalam negeri yang lain. Ada banyak hal yang bisa dilakukan. Misalnya, memberikan insentif perizinan, perpajakan, hingga regulasi yang tidak menghambat perusahaan rintisan.

Tentu, ini membutuhka­n perubahan pola pikir di antara para regulator. Harus ada kesadaran bahwa teknologi, betapa pun akan meruntuhka­n tatanan yang lebih dahulu mapan, adalah sebuah keniscayaa­n untuk memudahkan hidup manusia. Komunikasi murah dengan layanan data, misalnya, tak akan bisa dibendung meskipun investasi ke teknologi yang lebih usang belum untung besar.

Keyakinan seperti itulah yang membuat inovasi teknologi di AS bisa terus berkembang. Dan tidak hanya di AS. Tiongkok yang menjadi kekuatan ekonomi terbesar nomor dua di dunia juga melakukan hal yang sama. Begitu pula India. Negara demokrasi terbesar kedua di planet ini tersebut bahkan telah lama memiliki Silicon Valley ala mereka.

Jangan sampai kita tertinggal dalam inovasi teknologi. Peran pemerintah diperlukan. Jika pemerintah belum bisa memberikan insentif, setidaknya masih ada satu hal sederhana yang bisa dilakukan: tidak mengganggu.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia