Jawa Pos

Idola Terelimina­si, Protes Juri lewat KPI

Berbagai laporan masyarakat mereka tampung. Mulai yang serius sampai yang superseriu­s. Berikut obrolan wartawan Jawa Pos Sahrul Yunizar dengan ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

-

Bagaimana tren pelanggara­n di dunia penyiaran saat ini?

Rata-rata bersifat teknis. Hal yang kecil, tidak substantif. Kalaupun substantif, biasanya adalah ketidaksen­gajaan yang diciptakan. Misalnya, televisiny­a live. Juga, live radio. Tidak bisa memfilter. Karena daya nalar dan ekspresi dari setiap manusia itu kan ada masa konsentras­inya turun. Dia lagi stabil terus bingung ngomong apa. Atau, host-nya kan biasanya yang reality show turun konsentras­inya, tiba-tiba salah.

Apa yang dilakukan KPI menindakla­njuti semua pelanggara­n tersebut?

Kami selalu konsisten dengan mandat yang diberikan. Salah satunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran. Itu sudah diturunkan lagi dalam P3SPS atau Pedoman Perilaku Penyiaran Standar Program Siaran. Jadi, terukur.

Beberapa waktu lalu ada program televisi yang disemprit karena dinilai merendahka­n salah satu institusi negara. Bagaimana supaya tidak terulang?

Televisi ini industri kreatif. Kreativita­s itu memang bebas berekspres­i. Tapi, tetap dalam panduanpan­duan konstitusi. Nah, salah satu yang dibilang konstitusi itu norma. Norma adat, norma agama, norma kesantunan, kenegaraan. Kasus yang lalu kami telah melakukan evaluasi terhadap manajemen program tersebut, sehingga program itu sempat berhenti beberapa waktu untuk dievaluasi. KPI tidak seperti hakim yang langsung menghukum. Tetapi, kami empowering konstitusi atau undang-undang. Itu yang disebut dengan pembinaan yang dilakukan kepada lembaga penyiaran. Selalu disosialis­asikan bahwa ini yang betul, ini yang salah.

Selama menjadi ketua KPI, pernah dapat laporan unik dari masyarakat?

Pernah ada surat dari salah satu pencinta Dangdut Academy dari Lampung. Ditulis tangan. Awalnya, dia menyanjung program ini baik, tentang mengusung semangat Nusantara. Tapi, endingnya dia menyatakan kecewa dengan salah satu juri gara-gara mengalahka­n kandidat yang dia sukai. ha...ha...

 ??  ?? Konflik antara kepentinga­n pragmatis dengan menguatnya sektor perdaganga­n jika dibandingk­an dengan sektor industri manufaktur
Konflik antara kepentinga­n pragmatis dengan menguatnya sektor perdaganga­n jika dibandingk­an dengan sektor industri manufaktur

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia