Jawa Pos

Aplikasi Online Seriusi Fintech

-

Aplikasi transporta­si online kian serius menggarap financial technology (fintech) pembayaran. Bakal bersaing langsung dengan perbankan.

JAKARTA – Keberadaan fintech pembayaran dinilai bukan sebagai pelengkap alat pembayaran yang dikembangk­an perbankan. Teknologi mutakhir tersebut bakal menjadi pengganti yang menyemarak­kan persaingan merebut pasar nontunai.

Ekonom Institute for Developmen­t of Economics and Finance (Indef ) Eko Listiyanto mengatakan, fintech akan tumbuh lebih besar di masa mendatang. Menurut Eko, pemerintah harus bisa memosisika­n sebagai pihak yang bisa meregulasi keberadaan fintech dengan tepat.

”Sejauh fintech menggunaka­n perbankan, OJK bisa masuk dan sejauh fintech menggunaka­n sistem pembayaran, BI bisa masuk. Daya jangkau regulasiny­a memungkink­an,” tambah Eko.

Dia mengatakan, regulasi merupakan cara membuat persaingan fintech dan perbankan bisa lebih sehat. Selain Go-Jek, Grab Indonesia melalui GrabPay bekerja sama dengan OVO, fintech pembayaran yang dikembangk­an Grup Lippo.

CEO sekaligus founder Go-Jek Nadiem Makarim mengatakan bahwa Go-Pay tidak akan menjadi kompetitor bank. Justru Go-Pay dan bank akan menjadi mitra yang saling menguntung­kan.

Go-Jek baru saja mendapat suntikan investasi dari Astra Internatio­nal sebesar Rp 2 triliun. Sebagian dana investasi itu disebut pihak Go-Jek juga akan digunakan untuk mengekspan­si layanan Go-Pay. Go-Jek sendiri saat ini masih berupaya untuk mengajukan izin kepada Bank Indonesia terkait pembayaran melalui QR-Code. Seperti diketahui, Bank Indonesia sempat melarang pembayaran lewat kode batang (QR-Code). Perusahaan yang ingin menggunaka­n QR-Code harus melalui persetujua­n otoritas pembayaran.

Presiden Go-Jek Andre Soelistyo mengatakan, saat ini pihaknya mengajukan izin QR-Code kepada bank Indonesia. Dia menargetka­n, perizinan tersebut bisa segera rampung dan keluar pada akhir Februari 2018. ”Kalau perizinan, kami sudah ajukan di BI. Tinggal menunggu saja. Bulan ini lah selesai,” ujarnya.

Menurut Andre, untuk sementara layanan QR-Code yang dimiliki Go-Jek diberhenti­kan sementara. Pemberhent­ian tersebut dilakukan karena pihaknya baru memiliki izin uji coba.

BI kan sudah membentuk divisi fintech, jadi harus benar-benar mengembang­kan regulasiny­a, tidak hanya jadi ajang trial dan error. Bank sentral harus adaptif dari sisi teknologi.

Tidak ada Go-Pay tanpa bank karena kebanyakan top-up juga dari bank. Jadi, ini adalah hubungan yang sangat kami jaga.

 ??  ??
 ??  ?? CEO dan Founder Go-Jek
NADIEM MAKARIM
CEO dan Founder Go-Jek NADIEM MAKARIM
 ??  ?? Ekonom Indef
EKO LISTIYANTO
Ekonom Indef EKO LISTIYANTO

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia