Jawa Pos

Direktorat Gas Pertamina Dihapus

Reorganisa­si Perseroan, Perkuat Pemasaran

-

JAKARTA – Susunan direksi dan organisasi PT Pertamina (Persero) berubah. Kementeria­n Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merombak jajaran direksi dan susunan organisasi perusahaan minyak dan gas tersebut, salah satunya, sebagai persiapan menuju holding BUMN migas.

Deputi Bidang Usaha Pertambang­an, Industri Strategis, dan Media Kementeria­n BUMN Fajar Harry Sampurno mengatakan, perubahan dilakukan lantaran tantangan yang akan dihadapi Pertamina berbeda. ”Yang selama ini dilakukan dengan product oriented marketing nanti harus jadi customer oriented,” paparnya di Kemen- terian BUMN kemarin (13/2).

Perombakan tersebut telah disetujui jajaran komisaris dan direksi Pertamina. Perubahan yang dilakukan adalah meniadakan direktorat gas serta menambah dua direktorat di bidang pemasaran. Dengan demikian, total terdapat tiga direktorat bidang pemasaran. Yaitu direktorat pemasaran ritel, direktorat pemasaran korporat, serta direktorat logistik, supply chain, dan infrastruk­tur.

Hal tersebut sesuai dengan rapat umum pemegang saham perusahaan perseroan (persero) PT Pertamina melalui surat bernomor SK-39/MBU/02/2018 tentang Pemberhent­ian, Perubahan Nomenklatu­r Jabatan, dan Pengalihan Tugas Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pertamina. Surat bertanggal 9 Februari 2018 tersebut memutuskan perubahan nomenklatu­r direksi Pertamina.

Dengan perubahan itu, Direktur Gas Pertamina Yenni Andayani diberhenti­kan secara hormat. Sementara itu, Muhammad Iskandar rangkap jabatan selaku direktur pemasaran korporat dan direktur pemasaran ritel sampai penetapan direktur definitif.

Di sisi lain, Nicke Widyawati selaku direktur logistik, supply chain, dan infrastruk­tur merangkap direktur SDM sampai penetapan direktur definitif. Total, saat ini Pertamina memiliki sembilan direktur.

Fajar menjelaska­n, penambahan direktorat bertujuan memperkuat pemasaran perseroan. ”Ada beberapa hal, kejadian-kejadian. Misalnya kelangkaan BBM (bahan bakar minyak, Red), kelangkaan LPG beberapa bulan lalu yang kemudian membuat kajian reorganisa­si Pertamina dibuat, dikonsulta­sikan dengan beberapa pihak,” terang Fajar. Saat ini pesaing Pertamina di sektor migas, baik hulu maupun hilir, sudah semakin banyak.

Terkait dengan ditiadakan­nya direktorat gas, hal itu merupakan salah satu langkah untuk menuju pembentuka­n holding BUMN migas. Dalam holding BUMN migas tersebut, rencananya, terdapat subholding gas yang akan dikoordina­tori PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

Menurut Fajar, saat ini sedang dikaji skema penggabung­an antara PGN dan Pertagas. Kementeria­n BUMN memiliki tiga skema. Salah satu skema termudah adalah Persentase (%) miliar miliar miliar miliar Nilai (USD) miliar miliar akuisisi PT Pertagas oleh PGN. Saat ini pihaknya juga masih menunggu ditandatan­ganinya PP Holding BUMN Migas oleh Presiden Jokowi.

Direktur Perencanaa­n Investasi dan Manajemen Risiko PT Pertamina (Persero) Gigih Prakoso menambahka­n, ada tiga hal yang perlu dilakukan Pertamina. ”Pertama, bagaimana kami menjabarka­n dari sisi business process karena tentu harus dilakukan penyesuaia­n,” terangnya.

Kedua, dari sisi human capital. Sebab, harus dilakukan realokasi dari beberapa kompetensi. Terakhir, melakukan penyesuaia­n sistem. ”Sehingga nanti bisa dipastikan semua business process bisa dijalankan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai pemegang saham,” jelas Gigih.

 ?? MIFTAHULHA­YAT/JAWA POS ?? TANTANGAN BARU: Fajar Harry Sampurno (tengah) yang didampingi Komut Pertamina Tanri Abeng (kiri) dan Gigih Prakoso memberikan keterangan setelah RUPS Pertamina di Kementeria­n BUMN kemarin (13/2).
MIFTAHULHA­YAT/JAWA POS TANTANGAN BARU: Fajar Harry Sampurno (tengah) yang didampingi Komut Pertamina Tanri Abeng (kiri) dan Gigih Prakoso memberikan keterangan setelah RUPS Pertamina di Kementeria­n BUMN kemarin (13/2).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia