Pedagang Hi-Tech Mall Pilih Tetap Bertahan
SURABAYA – Masih ada waktu setahun sebelum gedung Hi-Tech Mall kembali ke tangan pemkot. Namun, pedagang sudah merasakan imbas dari isu yang menyebar di masyarakat. Mereka kemarin (13/2) mengadakan aksi sebagai bukti bahwa pedagang produk informasi dan teknologi (IT) terbesar di Jawa Timur itu masih ada.
”Seluruh toko di Hi-Tech Mall tetap buka sampai kapan pun,” begitu bunyi salah satu spanduk yang dibentangkan Paguyuban Pedagang Surabaya Mall (Hi-Tech). Setiap pengunjung yang masuk bisa melihat dengan jelas tulisan tersebut.
Aksi yang berlangsung siang itu adalah bentuk keresahan pedagang yang sebentar lagi diakhiri masa kontraknya
Kesepakatan PT Sasana Boga sebagai pemegang sah kerja sama dengan pemkot segera berakhir. Kesepakatan build operate transfer (BOT) membuat pemkot punya kuasa penuh atas gedung lima lantai tersebut mulai 2019.
Keputusan pemkot untuk tidak memperpanjang hak operasional dan menjadikannya sebagai gedung budaya mengharuskan pedagang untuk hengkang. Namun, mereka keberatan jika diharuskan pindah.
Ketua Paguyuban Pedagang Surabaya Mall (Hi-Tech) Rudy Abdu l lah mengatakan, pembubaran pedagang dari gedung itu akan menimbulkan banyak kerugian. Mereka mengaku sulit mem-bran din g ulang sebuah tempat menjadi pusat IT. ”Untuk menciptakan seperti ini (pusat IT, Red) bukan setahun dua tahun lagi waktunya,” ujar Rudy.
Sejak masa BOT semakin dekat, ada pedagang yang mulai meninggalkan tokonya. Namun, tidak sedikit pula yang memilih bertahan. PT Sasana Boga sebenarnya sudah memberikan tawaran untuk pindah. Alternatifnya di ITC. Namun, mayoritas pedagang menilai lokasi itu belum layak. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Widodo Suryantoro menyatakan, gedung Hi-Tech Mall akan tetap dikosongkan dari pedagang. Hal itu sudah sesuai dengan BOT antara pemkot dan PT Sasana Boga. ”Yang pasti, kontrak pedagang dengan PT Sasana Boga sudah selesai dan tidak diperpanjang,” katanya.