Paling Banyak Keluhkan PJU Mati
SURABAYA – Platform pengaduan masyarakat yang disediakan pemkot mendapat respons positif dari warga. Jumlah pengaduan yang masuk melalui aplikasi khusus rancangan pemkot cukup tinggi. Namun, selama Januari 2018, laporan paling banyak masuk lewat media sosial. Terutama Twitter.
Sebanyak 372 keluhan diterima pemkot, baik melalui media komunikasi maupun bertemu langsung dengan pelapor. Jumlah laporan via Twitter menjadi yang terbanyak awal tahun ini dengan total 116 keluhan. Sementara itu, aplikasi milik pemkot, e-Wadul, berada di posisi kedua dengan 83 aduan yang masuk selama satu bulan. Jika dirata-rata, dalam sehari pemkot bisa menerima setidaknya 12 aduan.
Jika dilihat dari bulan-bulan sebelumnya, aplikasi bikinan pemkot itu termasuk penyumbang terbesar masukan warga untuk pemkot. Aplikasi tersebut sedang dalam pembaruan.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Antiek Sugiharti menyatakan akan melakukan pembaruan terkait beberapa fitur dalam aplikasi. ”Saat ini e-Wadul sedang dalam proses upgrade versi. Nanti kalau sudah siap, bisa diunduh di Play Store,” terang Antiek.
Selama 2017 saja, laporan yang masuk via e-Wadul mencapai 1.427 aduan. Jumlah itu sekitar 36 persen dari seluruh aduan yang masuk, yakni 3.953 laporan sepanjang 2017. Itu menunjukkan bahwa aplikasi yang disediakan pemkot cukup mendapat respons dari masyarakat selain via media sosial.
Antiek menjelaskan, rekapitulasi keluhan masyarakat itu bisa diakses oleh publik. Setiap akhir bulan, pemkot memaparkan data keluhan masyarakat. Mereka bisa mengecek apakah keluhan tersebut sudah tertangani atau belum oleh dinas terkait.
Selama Januari 2018, warga paling banyak melaporkan persoalan yang berkaitan dengan dinas kebersihan dan ruang terbuka hijau (DKRTH). Sebanyak 40 laporan masuk ke DKRTH, paling banyak mengeluhkan lampu penerangan jalan umum (PJU) yang mati atau rusak.
Dinas berikutnya yang mendapat laporan cukup banyak adalah dinas pekerjaan umum bina marga dan pematusan (DPUBMP). Hanya ada dua topik aduan yang masuk, yakni soal jalan rusak dan pengerukan saluran. Setidaknya ada 24 laporan jalan rusak selama satu bulan kemarin.
Permasalahan berikutnya yang paling banyak dilaporkan adalah distribusi KTP elektronik. Sebagian besar laporan warga (sebanyak 19 aduan) masuk ke dinas kependudukan dan catatan sipil (dispendukcapil). Sisanya terdistribusi ke masing-masing kecamatan. Yang terbanyak di Kecamatan Karang Pilang (5 aduan) dan Semampir (4 aduan).