Inovasi Penanganan Limbah Jadi Percontohan
GRESIK – Kelurahan Kroman menjadi rujukan kampung dengan pengolahan limbah domestik terbaik. Kampung padat penduduk tersebut dikunjungi Chief of Party (COP) Program USAID Indonesia Louis O’Brien. Limbah tidak berbau.
Saat berkunjung ke Kampung Kroman Senin (12/2), Louis O’Brien blusukan ke gang-gang. Dia melihat langsung sistem sanitasi di sana. Sistem itu dikelola Unit Pelaksana Teknis Pengolahan Air Limbah (UPT PAL) Domestik Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang (DPUTR) Gresik.
Lelaki asal Inggris itu menyatakan tidak mencium bau limbah. Bahkan, ada warung kopi yang berdiri di atas tempat pengolahan limbah. ’’Sistem sanitasi ini cukup baik,’’ ujarnya.
Staf UPT PAL Muh. Cholil menjelaskan, ada tiga lokasi pembangunan sanitasi di Kelurahan Kroman. ’’Total di tiga titik itu ada 97 sambungan PAL rumah,’’ tuturnya.
Saat ini limbah rumah tangga seperti air mandi dan mencuci tidak langsung dibuang ke saluran air. Apalagi limbah tinja. ’’Limbah itu disalurkan ke bak penampungan untuk diolah. Kemudian, limbah yang sudah bersih dialirkan ke saluran air,’’ kata alumnus Teknik Perkapalan ITS Surabaya tersebut.
Sistem itu menghasilkan Anugerah Sanitasi Award pada 2015 bagi Gresik. Lebih-lebih, Gresik kemudian menciptakan inovasi berupa aplikasi Go Ploong. Yaitu, aplikasi berbasis Android untuk pelayanan limbah domestik di Kota Giri.
Go Ploong juga telah menghasilkan penghargaan Sinovik (Sistem Inovasi Pelayanan Publik) Terbaik Jatim pada 2017. Sekarang menjadi kategori tingkat nasional.