Aktivis Penolak Tambang Diserang
Luka di Kepala Sepanjang 16 Cm
KOTABARU – Warga Pulau Laut, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, mendadak geger Jumat pagi (16/2). Tokoh masyarakat terkenal sekaligus dosen di tiga perguruan tinggi, Usman Pahero, diserang dan dibacok orang tak dikenal. Peristiwa itu berlangsung saat Usman mengendarai motor bersama anaknya menuju masjid untuk salat Subuh berjamaah.
Pagi itu Usman pergi ke Masjid As Salam, sekitar 300 meter dari rumahnya di Desa Hilir Muara. Sementara itu, anak Usman duduk di depan sang ayah. Di perjalanan, Usman merasa dipukul orang dari belakang. Hanya sekali pukulan, setelah itu pelaku melaju kencang dengan motornya.
Karena jarak masjid sudah dekat, Usman tetap menjalankan motornya. ”Aku dipukul orang tadi di jalan,” kata Mulyani, guru SD Dirgahayu, menirukan ucapan Usman saat memasuki masjid.
Mulyadi kaget begitu melihat punggung Usman yang bersimbah darah. ”Kamu luka,” teriak Mulyadi. Jamaah di dalam masjid pun berhamburan keluar. Mul lantas memerintah anaknya, Febry, membawa ketua Komite Aksi Penyelamat Kotabaru itu ke rumah sakit.
Informasi yang diterima Radar Banjarmasin (Jawa Pos Group), luka di kepala Usman sangat parah. Tulang tengkorak belakangnya juga retak. Panjang luka di belakang kepala 16 cm dengan kedalaman 3 cm. Usman akhirnya dirujuk ke Banjarmasin sekitar pukul 09.30.
Kabar dibacoknya aktivis yang dikenal vokal menolak rencana pertambangan di Pulau Laut itu menyebar cepat. Keluarga, kerabat, dan sahabatnya berdatangan. Hadir pula mantan bupati Kotabaru yang sekarang merupakan anggota DPR Sjachrani Mataja. Begitu juga dengan Dirut STKIP Paris Barantai Zulkipli A.R. yang tak kuasa menahan sedih. ”Us- man itu sangat baik sama orang. Dia belum pernah saya dengar ada masalah pribadi sama orang lain,” ujar Zulkipli yang juga ketua DPC PDIP Kotabaru.