Akan Ada Cruz-Cruz Lainnya
PULUHAN tahun silam, lewat Jeremy, band Pearl Jam sudah bicara tentang bahaya perundungan di sekolah. Yang ditulis berdasar kisah nyata Jeremy Delle, seorang siswa korban bullying yang menembak diri sendiri di depan kelas pada 1991.
Lewat lagu yang dirilis dalam album Ten itu pula, band asal Seattle, Amerika Serikat, tersebut secara tidak langsung juga mengirim pesan: akan selalu ada bahaya jika senjata bisa dengan gampang diakses siapa saja.
Dan, betapa Amerika Serikat tidak pernah mau mendengar pesan itu. Yang juga disampaikan oleh berbagai figur penting. Dari berbagai latar belakang, selama bertahuntahun, melalui macam-macam medium.
Jadi, pantaskah kalau kemudian Gubernur Florida Rick Scott bertanya, melalui pidatonya, setelah Nikolas Cruz menewaskan 17 orang di Marjory Stoneman Douglas High School Rabu lalu (7/2), ”Bagaimana ini bisa terjadi?”
Well, Tuan Scott, ini bisa terjadi karena menurut US Office on Drugs and Crime, ada 88 senjata di tiap 100 orang di AS. Ini bisa terjadi karena, mengutip data Small Arms Survey yang dikutip
The Guardian tahun lalu, AS adalah rumah bagi sekitar separo dari keseluruhan senjata warga sipil di dunia. Dan, ini bisa terjadi, Tuan Scott, karena Kongres dan Gedung Putih nyaris tak melakukan apa pun untuk mencegah.
Semua tahu, bagi Partai Republik yang tengah berkuasa, kepemilikan senjata adalah holy grail.Isu sakral yang tak boleh diganggu gugat. Lobi N ati o n al Rifle Association (NRA), organisasi yang didukung sepenuhnya oleh Scott, demikian kuatnya.
Bahkan, Presiden Donald Trump telah meneken regulasi yang mencabut aturan buatan pendahulunya, Barack Obama, yang dimaksudkan untuk mempersulit orang memiliki senjata. Seolah menafikan bahwa ada sekitar 30 ribu warga AS tiap tahun terbunuh karena senjata.
Bayangkan, di tahun ini saja sudah ada 17 insiden bersenjata di sekolah dan kampus. Sedemikian biasanya kekerasan bersenjata di lingkungan pendidikan, sekolah-sekolah di AS sampai tak lagi menganggapnya sebagai kejadian luar biasa.
Latihan-latihan khusus diadakan untuk mengantisipasi nya. Seolah-olah ada senjata di sekolah adalah sebuah keniscayaan tak terhindarkan. Sampai kapan ini berlangsung? Sepertinya masih untuk waktu yang lama. Lama sekali. Jadi, tak perlu kaget kalau akan terus bermunculan Nikolas Cruz-Nikolas Cruz lainnya.
Bukan karena di negara-negara lain tak ada orang seperti pemuda 19 tahun itu. Yang kesehatan mentalnya dipertanyakan dan bisa membahayakan orang lain. Tapi, mengutip New Yorker, hanya di AS orang seperti Cruz dipersenjatai.