83 Persen Sekolah Bisa Mandiri UNBK
SURABAYA – Pemprov Jatim memastikan pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) 2018 di jenjang SMASMK diikuti seluruh lembaga pendidikan. Hanya, hingga saat ini, belum semua sekolah peserta mengikuti UNBK secara mandiri.
Sebab, cukup banyak lembaga pendidikan yang bakal nunut di sekolah lain. Kondisi itu tak lepas dari belum meratanya penyebaran peranti UNBK, baik unit komputer maupun server, di sekolah-sekolah.
Hingga kini, ada sekolah yang belum memenuhi jumlah minimal. Berdasar data terakhir di Kemendikbud, jumlah sekolah di jenjang menengah (SMA-SMK-MA) di Jatim yang bisa mengikuti UNBK secara mandiri baru mencapai 83 persen.
Di jenjang SMK, misalnya. Dari 1. 885 lembaga pendidikan se-Jatim, yang bisa mengikuti UNBK secara mandiri baru 84 persen. Selanjutnya, 16 persen lainnya melaksanakan ujian di sekolah lain. Di jenjang SMA juga demikian.
Sejauh ini, dari 1.512 lembaga, yang bisa mengikuti ujian secara mandiri baru 82,95 persen. Angka itu berpotensi turun karena dispendik tengah mendistribusikan tambahan 2 ribu komputer server ke sekolah-sekolah yang ditetapkan.
Kasi Kurikulum bidang SMK Disdik Jatim Heri Triyono membenarkan hal tersebut. Di jenjang SMK, hingga saat ini, ada 301 sekolah yang belum bisa menyelenggarakan UNBK secara mandiri di sekolahnya. ’’Untuk sementara, mereka ikut ujian di sekolah lain,’’ katanya.
Sekolah-sekolah itu, ujar Heri, belum memiliki peranti UNBK sesuai dengan standar minimal. Seluruh sekolah tersebut sudah mendapatkan tempat untuk mengadakan UNBK. ’’Seluruhnya ditempatkan di lembaga pendidikan yang paling dekat dengan sekolah itu,’’ ucap Heri.
Berdasar data sebaran pelaksanaan UNBK di Jatim, untuk jenjang SMK, jumlah sekolah yang nunut ujian paling banyak tersebar di wilayah tapal kuda seperti Probolinggo dan Bondowoso. Selanjutnya, yang 100 persen bisa ujian mandiri baru empat daerah (Surabaya, Malang, Kota Kediri, dan Kota Pasuruan).
Demikian juga di jenjang SMA. Sejauh ini baru ada tiga wilayah yang bisa ikut ujian secara mandiri, yakni Kota Batu, Madiun, dan Magetan. Selebihnya masih ada yang nunut.
Mengacu standar minimal, setiap sekolah harus memiliki sedikitnya 20 unit komputer plus satu server untuk bisa ikut UNBK secara mandiri. Asumsinya, satu unit komputer bisa digunakan untuk tiga peserta. Selain itu, ada sejumlah syarat yang kudu dipenuhi.
Di sisi lain, Kepala Disdik Jatim Saiful Rahman menyebutkan, saat ini instansinya mendistribusikan 2 ribu unit komputer plus server tambahan untuk disebar ke sekolah yang butuh tambahan peranti. ’’Yang jelas, untuk UNBK tahun ini, kami pastikan 100 persen ikut semua,’’ jelasnya.