Malam di Jalur Selatan, Siang di Pusat Kota
Kepadatan Lalu Lintas saat Liburan Imlek
SURABAYA – Liburan akhir pekan yang cukup panjang memberikan imbas yang cukup besar bagi lalu lintas di wilayah perbatasan dengan kota lain. Terutama di wilayah selatan Surabaya. Jalan Ahmad Yani yang menjadi akses utama bagi warga metropolis yang hendak ke luar kota pun mendapatkan beban yang besar Kamis malam (15/2) hingga Jumat dini hari (16/2).
Sejatinya, kepadatan arus lalu lintas terlihat sejak Kamis sore. Makin padat seiring tenggelamnya matahari. Kemacetan pun tak terelakkan hingga dini hari.
Padatnya jalur utama Jalan Ahmad Yani berdampak ke jalan pendukung lainnya. Misalnya, Jalan Jemur Andayani, Jemursari, Gayung Kebonsari, Gunungsari, dan Wonokromo. Laju kendaraan juga lambat. Kepadatan itu terjadi karena masyarakat merayakan Imlek tahun ini.
Ada yang memanfaatkannya dengan pergi ke luar kota. Ada pula yang memilih berada di dalam kota. Karena itu, ruas jalan di Surabaya Selatan padat kendaraan. Misalnya di Jalan Darmo, Basuki Rahmat, dan beberapa ruas di tengah kota. Kepadatan itu terjadi pada pagi dan sore. Lalu, pada siangnya (Jumat), lalu lintas relatif lebih lengang.
Kasatlantas Polrestabes Surabaya AKBP Eva Guna Pandia menyatakan, masih banyak warga yang tidak berlibur. Mereka tetap berada di dalam kota. Mereka beribadah pada pagi hari. Hal itu berpengaruh pada kawasan kota yang masih padat. ’’Pantauan kami seperti itu, masih banyak warga yang melaksanakan ibadah di Surabaya,’’ katanya.
Saat siang, jalan di Surabaya sempat sepi. Pandia menyebutkan, kantor dan aktivitas perusahaan sedang libur. Kepadatan pun berkurang. Nah, menjelang sore, jumlah kendaraan kembali meningkat. Ruas Jalan Ahmad Yani, bundaran Waru, Jalan Darmo, dan Basuki Rahmat padat.
Lengangnya Surabaya tidak membuat Korps Bhayangkara lengah. Beberapa anggotanya akan disiagakan di beberapa titik. Terutama di tempat-tempat hiburan yang sering dikunjungi masyarakat dan juga pendatang. Misalnya, Kebun Binatang Surabaya, Surabaya Carnival Park, dan mal-mal yang ada di pusat kota. ’’Terutama yang sejalur dari Ahmad Yani ke pusat kota, biasanya itu yang paling ramai,” tambah pria kelahiran Tanah Karo tersebut.
Meski begitu, Pandia tidak akan melakukan rekayasa lalu lintas. Sebab, dia memperkirakan tidak banyak pendatang yang datang ke Surabaya. Intensitas kendaraan pun akan semakin berkurang sehingga tidak diperlukan adanya penguraian . ’’Kami bersiaga di beberapa titik kumpul masyarakat saja,” tegas alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) 2000 tersebut.
Di Terminal Purabaya, jumlah penumpang juga mengalami kenaikan. Tapi, kepadatan tidak seperti saat libur Natal dan tahun baru. Peningkatan tidak sampai 50 persen. Kasubnit Terminal Purabaya Hardjo menduga ada sebagian masyarakat yang tidak libur pada Sabtu. ’’Mereka tidak mungkin pulang kampung,’’ katanya.
Peningkatan di terminal mulai terjadi Kamis malam. Jumlah penumpang pada kondisi normal hanya 28 ribu hingga 30 ribu orang. Hingga Jumat dini hari, jumlah penumpang mencapai 45 ribu orang. Siangnya, lanjut Hardjo, ada peningkatan yang cukup signifikan. ’’Kepadatan itu bisa dilayani armada yang siaga di Terminal Purabaya,’’ imbuh Hardjo.
Hingga kemarin, jumlah armada yang disiapkan lebih dari 950 unit. Lalu, rute yang padat, antar lain, Malang, Blitar, Tulungagung, dan Jember. Arus antarkota antarprovinsi relatif normal. Tidak ada kepadatan.