Jawa Pos

Warna Kian Indah, Harga Makin Mahal

Lovebird, ’’Kakak Tua Mini’’ dengan Bulu Indah dan Kicau Unik

-

Tren lovebird belum pupus. Banyak faktor yang membuat orang tertarik. Bukan hanya kicaunya yang khas, ngekek panjang, warna bulunya juga indah.

LOVEBIRD bukan burung asli Indonesia. Ia berasal dari Afrika. Panjang tubuhnya 12–15 sentimeter. Berat badannya 40–60 gram. Bentuk paruhnya bengkok dan tubuhnya berwarna-warni. Usia burung tersebut juga cukup panjang, yakni 10 tahun. Bahkan, ada yang bisa mencapai umur 15 tahun.

Burung tersebut memang sangat dicintai karena warna bulu yang menarik. Mengilap, cerah, dan kontras. Warna itu kerap menjadi parameter harga burung tersebut.

Aden Darmawan, penggemar lovebird, menyebutny­a sebagai burung unik. Warna bulu yang bagus bisa menjadikan burung itu multifungs­i. Bukan hanya kicauannya, warna burung juga bisa menjadi hiasan di rumah. ”Karena itu, banyak orang menjadikan lovebird hanya sebagai binatang piaraan,” katanya.

Biasanya, lovebird ditempatka­n di sangkar dalam kondisi sepasang. Ada mitos, lovebird merupakan simbol cinta sepasang kekasih. Jantan dan betina harus disatukan. Apabila dipisah, salah satunya akan mati. Tapi, itu mitos. Aden hanya mengambil dari sisi keindahan. ”Warna bulu yang indah bisa turut menghiasi rumah,” ungkap lelaki yang juga politikus Gerindra Surabaya itu.

Penggila lovebird lebih suka membeli anakan. Bukan karena murah, melainkan warna bulu bisa dibentuk. Caranya, menambahka­n vitamin pada makanannya. Harga anakan lovebird cukup murah. Yakni Rp 100 ribu hingga Rp 350 ribu.

Pada usia dewasa, harga binatang tersebut bisa jauh lebih tinggi. Semua bergantung warna bulu dan kicauan. Bulu semakin indah, harga pun semakin mahal. Apalagi jika burung itu bisa berkicau ngekek sampai panjang. ”Harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah,”’ ujar Herwan, anggota Komunitas Lovebird Indonesia (KLBI) di Surabaya.

Membudiday­akan lovebird sangat mudah. Yang pertama, sangkar harus representa­tif. Sebagian penggemar lovebirdme­nggunakan

sangkar dari besi. Sebab, paruh lovebird

cukup tajam. Burung itu biasa mengerat. Tak jarang, sangkar dari kayu turut dikerat dan rusak. Karena itu, sangkar kawat metal dianggap paling cocok.

Jurus lain adalah memandikan lovebird. Artinya, membiarkan lovebird terkena hujan. Tentu hujan ringan. Saat terkena hujan, lovebird akan banyak bergerak. Dalam kurun waktu yang tak lama, lovebird

akan berkicau sebagai tanda minta berteduh. Saat itu lovebird dibawa masuk untuk dihindarka­n dari air hujan.

Bambang Djajaprana, pemilik lovebird

asal Sidoarjo, sering melakukan teknik itu. Dia menghitung, lamanya 10–15 menit. Setelah itu, lovebird berkicau, minta dimasukkan. ”Ini untuk memancing

lovebird mau berkicau,” ucap dia.

Tip lain yang juga digunakan Bambang adalah pemasteran. Langkah itu dia gunakan saat lovebird masih anakan. Master lovebird

bisa didapat dengan mudah. Di internet, banyak link yang menyediaka­n itu. Bunyi master akan memancing dan mengajari

lovebird berkicau.

 ?? DIPTA WAHYU/JAWA POS ?? TIDAK RIBET: Aden Darmawan merawat lovebird jenis Blorok miliknya. Harga burung itu bervariasi, bergantung keindahan bulu dan suaranya.
DIPTA WAHYU/JAWA POS TIDAK RIBET: Aden Darmawan merawat lovebird jenis Blorok miliknya. Harga burung itu bervariasi, bergantung keindahan bulu dan suaranya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia