Jawa Pos

Flat Ada, Nanjak Ada, Amsyong Juga Ada

Komunitas Barong Tak Bosan Menikmati Bali

-

Barong Community berisi para cyclist yang sangat rajin dan antusias dalam berlatih. Mereka beruntung bermarkas di Bali, surga bagi para pesepeda.

BARONG Community adalah salah satu cabang Dewata Cyclist Community (DCC). Anggota DCC tersebar di seluruh penjuru Pulau Dewata. Karena cakupan yang terlalu luas, beberapa anggota membentuk komunitas yang lebih kecil untuk memudahkan sosialisas­i dan melakukan kegiatan rutin.

Ketua Barong Community Duarsa Angel menceritak­an bahwa komunitas itu terbentuk secara tidak disengaja. Lebih tepatnya setelah mengikuti Jawa Pos Cycling Bromo 100 Km pada 2016. ”Awalnya, sebelum berangkat ke Bromo itu, dikumpulka­n siapa saja yang mau ikut. Setelah itu tidak dibubarkan hingga sekarang,” kata pria 54 tahun tersebut.

Nama Barong diambil karena memang ada maksud tertentu. ”Barong itu kan dari Bali. Semua orang sudah tahu itu. Makanya, kami ambil dari simbol yang menggambar­kan Bali,” ungkap Duarsa.

Anggota Barong Community tidak banyak. Sekitar 20 orang. Kebanyakan berasal dari Denpasar. Walaupun tidak semua anggota asli Bali. Setya Ribowo tercatat sebagai anggota yang paling tua. Umurnya 60 tahun. Meski begitu, dia tetap rutin berlatih. Padahal, dia pernah mengalami kecelakaan sehingga tempurung lututnya dioperasi pada 2016. Setelah pulih, Setya aktif bersepeda lagi.

Dewi Mahayanti menjadi satusatuny­a perempuan di komunitas tersebut. Dia juga anggota termuda. Meski begitu, banyak yang mengakui bahwa perempuan 28 tahun itu memiliki fisik yang tangguh.

Walaupun anggotanya tidak terlalu banyak, Barong cukup solid. Hal itu terlihat dari jadwal latihan rutin yang mereka lakukan. Dalam seminggu, ada tiga kali latihan. Setiap Selasa, Kamis, dan Sabtu atau Minggu. Jarak yang ditempuh sekitar 20 kilometer. Untuk setiap latihan, mereka berkumpul pada pukul 06.00.

Sebulan sekali Barong melakukan latihan long distance. Rute jarak jauh itu biasanya menuju daerah Kintamani via Petang atau Bedugul dengan elevasi 1.200 meter. Rute tersebut memiliki jarak 50–70 km. Latihan itu diadakan hanya sebulan sekali bukan tanpa alasan. Duarsa menjelaska­n, latihan jarak jauh pasti memerlukan waktu yang cukup panjang. ”Kalau jarak jauh, minimal sampai rumah itu jam 1 siang. Kalau yang reguler

kan jam 8 sudah selesai. Jadi, anggotanya bisa melanjutka­n kerja,” kata Duarsa.

Barong memiliki rute tersendiri. Rute yang akan dilewati sudah ditentukan dari titik kumpul yang dipilih. Jika titik kumpul di daerah Tohpati, Denpasar, rute mengarah ke Ubud, Gianyar. Rute tersebut cocok untuk menguji stamina. Jalannya menanjak dan panjang. Meskipun tidak terlalu terlihat.

Bila memilih rute flat untuk

endurance, mereka mengarah ke timur daerah Candidasa, melewati

bypass Ida Bagus Mantra. Jika latihan long distance ke daerah Bedugul, titik kumpul berada di taman kota. Rute daerah selatan mengarah ke Uluwatu. Tiap akhir tahun komunitas itu mengadakan

long ride selama dua hari. Rutenya sejauh 117 km dari Denpasar hingga Singaraja.

Bagi anggota Barong, Pulau Bali merupakan surga bagi para pesepeda. Selain memiliki pemandanga­n yang cantik, Bali punya jalur yang bervariasi. Segala medan pun ada. Mulai gunung hingga pantai. Jaraknya pun tidak terlalu jauh dari pusat Kota Denpasar. Hal itulah yang membuat anggota Barong selalu tampak bersemanga­t saat latihan. ”Rute sepeda di Bali itu lengkap. Mau flat, ada. Mau nanjak, ada. Mau sampai amsyong pun ada,” ungkap anggota Barong Janto Wijaya.

 ?? GALIH COKRO/JAWA POS ?? ASYIK: Untuk menambah keseruan, cyclist Barong Community sering bergantian attack. Jalanan Bali yang mulus memungkink­an untuk melakukan itu.
GALIH COKRO/JAWA POS ASYIK: Untuk menambah keseruan, cyclist Barong Community sering bergantian attack. Jalanan Bali yang mulus memungkink­an untuk melakukan itu.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia