Istimewa, Roger!
Naik ke Puncak Lagi setelah 1.931 Hari
ROTTERDAM – Roger Federer membikin sejarah hebat. Kemarin, maestro asal Swiss tersebut kembali menduduki
ranking I dunia. Capaian istimewa itu diperoleh Federer di perempat final Rotterdam Open setelah menaklukkan petenis tuan rumah Robin Haase 4-6, 6-1, 6-1.
Dengan usia 36 tahun, Federer adalah petenis tertua dalam sejarah yang mampu menjadi petenis nomor 1 dunia. Dia mengungguli legenda Amerika Serikat (AS) Serena Williams yang kehilangan status sebagai tunggal putri nomor 1 dunia di usia 35 tahun pada Mei 2017.
Untuk kategori tunggal putra, raihan Federer tersebut melebihi rekor milik petenis flamboyan AS Andre Agassi yang menjadi petenis nomor 1 tertua di usia 33 tahun pada 2003. Kali terakhir Federer berada di puncak adalah 1.931 hari yang lalu atau Oktober 2012.
Sejauh ini, Federer berada di puncak sepanjang 302 pekan. Itu adalah tempo terlama sepanjang masa. ’’Menduduki
ranking I dunia adalah capaian tertinggi bagi petenis. Ini perjalanan yang luar biasa,” ucap Federer.
’’Berada di ranking I dunia pada usia 36 tahun bagaikan mimpi yang menjadi nyata. Saya belum benar-benar percaya mampu melakukan ini semua,” imbuh pemilik 20 gelar grand slam itu, sebagaimana dilansir BBC.
Setelah mengalahkan Haase, Federer tampak terharu. Matanya berkacakaca. Federer memang mudah tersentuh. Saat meraih gelar grand slam
ke-20 di Australia Terbuka Januari lalu, dia juga sempat menangis.
’’Ini perjalanan yang panjang. Terkadang menemui angin kencang. Kembali berada di puncak terasa tidak nyata. Saya bahagia karena masih sehat dan bisa bermain tenis setiap hari,” ujarnya.
Dengan usia yang tak lagi muda, perjalanan karir Federer memang naik-turun. Pada Januari 2017, rankingnya melorot tajam ke posisi 17. Itu posisi terendah yang dirasakannya dalam 14 tahun terakhir. Pemicunya, Federer absen hingga enam bulan karena cedera lutut pada 2016.
Namun, setelah kembali ke lapangan, performa Federer langsung melejit. Sejak saat itu, dia terhitung mengumpulkan delapan titel juara. Termasuk tiga trofi grand slam. Yakni, Wimbledon 2017 serta Australia terbuka 2017 dan 2018. ’’Saat menjadi yang tertua, kamu harus melakukan segalanya dua kali lipat. Kamu harus bersaing dengan banyak orang yang juga ingin duduk di puncak,” tuturnya.
Di semifinal, Federer bakal menghadapi Andreas Seppi. Petenis Italia tersebut menembus empat besar setelah menundukkan bintang muda Rusia Daniil Medvedev 7-6 (4), 4-6, 6-3. Semifinal lainnya adalah pertarungan antara unggulan keempat David Goffin kontra unggulan kedua Grigor Dimitrov.