Jawa Pos

Konsumsi Minimal Tiga Zat Adiktif

- J

SURABAYA – Bermula dari miras, para anggota kelompok pesta narkoba yang diungkap Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Surabaya pada 9–11 Februari itu mulai mengenal narkotika. Kini mereka setidaknya mengonsums­i minimal tiga zat adiktif.

Kepala BNNK Surabaya AKBP Suparti menyatakan, komunitas itu terbentuk sejak lima tahun lalu, saat anggotanya masih berseragam SMA. Ketergantu­ngan mereka berjenjang, mulai yang ringan hingga berat.

Dari seringnya berpesta miras, mereka lamakelama­an meng-upgrade kelas. Para mahasiswa berbagai universita­s itu mulai mencoba pil koplo dan ganja

Berlanjut ke sabu-sabu (SS) dan tembakau super (tesu). ” Antarindiv­idu saling update informasi dan saling memengaruh­i,” ujar Suparti.

Menurut mantan Kasubbaghu­mas Polrestabe­s Surabaya itu, kondisi tersebut membuat mereka semakin jauh dari kehidupan normal. Mereka punya dunia sendiri. Pergaulann­ya hanya dilakukan di lingkaran itu.

Berdasar intensitas pemakaian dan jumlah narkoba yang dikonsumsi, empat anggota tergolong sebagai pecandu sedang. Adapun dua lainnya tergolong berat. Suparti menganggap mereka sebagai korban. Setelah dilakukan assessment, mereka dirujuk ke tempat rehabilita­si. ” Semua kami minta rawat inap, sesuai kebutuhan mereka,” jelasnya.

Yang tergolong berat diberikan ke dokter spesialis agar hasilnya lebih maksimal. Pihak BNNK Surabaya juga memisahkan mereka. Tidak menempatka­n mereka dalam satu tempat rehabilita­si. ”Agar tidak kembali lagi ke kehidupan yang lama,” tegas Suparti.

Dia juga mengimbau masyarakat agar tidak segan melaporkan keluargany­a yang menyalahgu­nakan narkoba ke BNNK. Sebab, hal tersebut akan sangat membantu pihaknya dalam mengikis dampak buruk narkoba. ”Laporkan ke kami, tidak akan kami pidanakan,” tegasnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia