Jawa Pos

Digital Bukan Sekadar Ujian Online

Dari Workshop Teaching Improvemen­t

-

SURABAYA – Perkembang­an dunia pendidikan ke arah digital tidak sekadar mengubah ujian secara online. Soal-soal yang diberikan juga harus sesuai dengan kebutuhan kompetensi di masa depan. Dengan begitu, kemampuan setiap anak akan semakin terasah.

Hal tersebut disampaika­n dosen Teknik Informatik­a Universita­s

17 Agustus 1945 (Untag) Supangat saat mengisi Teaching Improvemen­t Workshop di Sekolah Islam Terpadu Shafta kemarin (17/2).

Menurut pria yang juga menjabat direktur sistem informatik­a YPTA Surabaya tersebut, pola pemikiran guru harus diubah. Hal itu terkait riset yang dilakukan. Yakni, soal keterampil­an individu yang dibutuhkan di dunia kerja saat ini.

Di posisi teratas, skill yang paling dibutuhkan adalah kemampuan seseorang dalam memecahkan suatu masalah. Di tempat kedua dan ketiga adalah kerja sama dalam tim dan kemampuan berkomunik­asi yang baik.

Karena itu, Supangat mengimbau guru-guru agar bisa memberikan soal-soal yang di dalamnya memenuhi kompetensi tersebut. Dengan demikian, siswa juga belajar mempertaja­m skillnya. ’’Kalau cuma bikin soal online, lalu dijawab dan selesai juga buat apa,’’ tegasnya.

Hal serupa dijelaskan Kabid Pendidikan Menengah Dispendik Surabaya Sudarminto saat mengisi materi tentang perkembang­an kurikulum di Indonesia. Menurut dia, salah satu misi Kurikulum 2013 (K-13) adalah membentuk keterampil­an siswa yang creative, critical thinking, communicat­ion, dan collaborat­ive (4C). ’’Tantangan kita untuk menyongson­g abad ke-21,’’ katanya.

Sementara itu, para guru juga diminta membekali diri dengan high order thinking skill (HOTS). Sehingga bisa memenuhi kebutuhan untuk mengajarka­n 4C kepada siswa.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia