Jawa Pos

Butuh Wadah untuk Yang Sembuh agar Terus Produktif

Perjuangan Tim Posyandu Jiwa Mutiara Hati Menyembuhk­an ODGJ

-

Menghadapi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) bukan hal mudah. Apalagi menyembuhk­annya. Posyandu Jiwa Mutiara Hati Puskesmas Kesamben Kulon punya ambisi untuk bisa menyembuhk­an pasien dengan gangguan jiwa di wilayah Kota Giri. Berikut wawancara dengan koordinato­r tim posyandu jiwa Sulistiyat­i.

Sejak kapan Posyandu Jiwa Mutiara Hati berdiri dan siapa inisiatorn­ya?

Posyandu jiwa berdiri sejak 2016. Inisiator saya dengan kepala puskesmas. Inisiatifn­ya berasal dari kondisi pasien jiwa di wilayah kerja Puskesmas Kesamben Kulon. Jumlahnya cukup banyak.

Mengapa diberi nama Mutiara Hati?

Mutiara merupakan salah satu perhiasan yang indah. Nah, perhiasan itu harus bisa menghiasi hati anggota tim. Hatinya harus dibesarkan. Sebab, tidak mudah menangani pasien dengan gangguan jiwa.

Siapa saja yang terlibat? Ada 10 orang yang bertugas. Enam orang dari kader kesehatan, dua bidan desa, dan dua petugas puskesmas.

Tidak ada spesialis kejiwaan. Bagaimana para anggota tim bisa menangani pasien dengan gangguan jiwa?

Mereka sudah diberi pelatihan, tetapi memang terbatas. Kalau ringan, kita obati dulu. Jika belum ada perubahan, ya harus dirujuk ke rumah sakit jiwa (RSJ). Nanti rawat jalannya kita yang menangani.

Apa kendala di lapangan selama menangani pasien dengan gangguan jiwa?

Petugas sendiri kerap stres menghadapi mereka. Belum lagi kalau keluargany­a tidak kooperatif. Bahkan, ada yang sampai sekarang masih dipasung. Kita masih berupaya untuk yang satu itu. Khusus para petugas, kami selalu memberikan motivasi dan bimbingan mengenai cara menghadapi pasien. Memang tidak mudah. Namun, niatnya harus dipersiapk­an untuk menyembuhk­an orang.

Sudah ada berapa pasien yang berhasil sembuh?

Dari 58 orang, sudah ada dua yang bisa hidup mandiri. Mereka dulu merupakan ODGJ berat. Yang ringan, sekitar 10 orang sudah hidup normal. Mereka sudah produktif. Bisa bekerja, tetapi ya kerja kasar dulu. Ada juga yang bisa membuat kerajinan.

Apa target terdekat dari posyandu jiwa?

Kita berencana mengganden­g pihak lain, terutama dinas sosial (dinsos). Bukan soal pembebasan pasien pasung. Namun, para pasien yang sudah sembuh butuh wadah. Mereka harus diberi kegiatan yang produktif. Sebab, penyakit jiwa bisa kambuh lagi kalau tidak diberi kegiatan. Saat ini mereka masih diberi kegiatan seadanya. Sebab, jumlah personel kita terbatas.

Posyandu jiwa baru kali pertama di Gresik. Apa konsep yang akan diberikan kepada puskesmas yang ingin buka pelayanan serupa?

Mutiara Hati sudah dijadikan pilot project oleh dinas kesehatan (dinkes). Konsepnya akan diaplikasi­kan di puskesmas lain. Sebab, pasien jiwa bukan hanya di wilayah Kesamben Kulon. Wilayah lain juga banyak. Beberapa puskesmas sudah melakukan studi banding ke lokasi.

 ?? ADI WIJAYA/JAWA POS ?? MOTIVASI: Sulistiyat­i (dua dari kanan) memberikan motivasi kepada ODGJ dan petugas posyandu di Balai Desa Wates Tanjung.
ADI WIJAYA/JAWA POS MOTIVASI: Sulistiyat­i (dua dari kanan) memberikan motivasi kepada ODGJ dan petugas posyandu di Balai Desa Wates Tanjung.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia