Saluran Beres, Segera Bongkar Bangli
Pengembangan Kawasan Suramadu Terus Digarap
SURABAYA – Pengembangan kawasan Jembatan Suramadu menjadi ikon wisata terus digarap. Untuk menunjang pembangunan, Pemkot Surabaya mempercepat penataan kawasan di jembatan penghubung Surabaya–Madura tersebut. Salah satunya menormalisasi saluran di Kelurahan Tambak Wedi, Kenjeran, kemarin (17/2).
Pembersihan saluran berlangsung sejak pagi. Petugas Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Surabaya mendatangi beberapa titik saluran yang tersumbat. Sarana pengairan itu dibongkar untuk diambil sampahnya.
”Kondisinya memang amat kotor. Kami mengambil banyak sampah penyumbat saluran,” ungkap Kepala Rayon Gubeng Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Bambang Yulianto. Dia tak menampik bahwa kesadaran masyarakat di sekitar lokasi terhadap kebersihan masih kurang. Mereka terbiasa membuang sampah sembarangan. Dampaknya, air tercemar dan berbau.
Bambang menegaskan, kondisi saluran Tambak Wedi cukup parah. Karena itulah, pengerukan akan menggunakan alat berat. Petugas masih menentukan titiktitik yang perlu diperdalam. Selain mengeruk, petugas akan memperlebar saluran. Ada penambahan sekitar setengah meter.
Upaya pemkot untuk mendorong pengembangan wisata tidak hanya berupa normalisasi saluran. Ada juga pengurukan yang sudah berjalan. Salah satunya pengurukan untuk mendirikan tiang pancang kereta gantung (cable car). Kereta tersebut akan dipusatkan di Kelurahan Tambak Wedi. Ada dua tiang pancang kereta gantung yang akan dibangun di kelurahan tersebut. Satu titik berada di dekat rusunawa. Lokasi lainnya berada tak jauh dari Jembatan Suramadu yang mulai diuruk.
Cable car diharapkan mengundang masuknya turis. Karena itu, keberadaan Suramadu sebagai destinasi wisata akan semakin kuat. Harapan lainnya, masyarakat Surabaya bisa merasakan dampak positif dari sisi ekonomi.
Di sisi lain, bangunan liar (bangli) menjadi salah satu yang disorot. Lapak-lapak ilegal di sisi barat Jembatan Suramadu segera dibongkar. Survei bangli sudah dilakukan oleh petugas satpol PP. Mereka mendata jumlah dan kondisi bangli yang sudah berdiri bertahun-tahun. Berdasar hasil pendataan, ada 43 bangunan yang berdiri di pinggir jalan. ”Ada yang permanen, ada pula yang semipermanen. Masih didata dulu,” kata Koordinator Wilayah (Korwil) Utara Satpol PP Surabaya Agus Kamaludin.
Kondisi bangunan cukup beragam. Sebagian besar terdiri atas bambu dan kayu yang usang. Ada pula yang nyaris ambruk. Bangunan itu sudah berdiri bertahun-tahun. Saat ini bangli tidak saja dimanfaatkan untuk tempat tinggal. Ada pula yang dipakai untuk menjual ikan asap. Selain itu, ada yang untuk beternak ayam dan kambing. Agus menjelaskan, rencana penertiban memang sudah pasti. Namun, waktunya masih dirapatkan.