Serunya Reuni: Mulai Main Bersama sampai Ludrukan
LAGU Pelangi-Pelangi, Bintang Kecil, hingga Tanjung Perak mengiringi keseruan acara Temu Kangen SDN Seruni 1 angkatan 1975. Pada Jumat malam (16/2) mereka berkumpul bersama melepas kerinduan di Quest Hotel. Acara itu dimeriahkan nyanyian hingga games-games seru.
Muhammad Guntur, ketua alumni SDN Seruni 1 angkatan 1975, menuturkan bahwa temu kangen malam itu adalah reuni kedua yang mereka selenggarakan. Reuni pertama diadakan pada 2016 yang mempertemukan kembali alumni setelah sekitar 41 tahun tidak berjumpa.
’’Angkatan kami dulu itu cuma ada dua kelas. Masing-masing kelas diisi sekitar 30 siswa,’’ ujar Ugik, sapaan Guntur. Pada reuni pertama kala itu, yang berhasil dikumpulkan mencapai 30-an orang. Sementara itu, pada temu kangen kedua, jumlahnya meningkat jadi 41 orang.
Ugik menuturkan, beberapa orang belum ikut reuni bisa jadi karena kehilangan kontak. ’’Awalnya, kami ketemu lewat media sosial, terus mulai bertukar kontak. Dari situ, mulai ketemu satu per satu, terus lanjut komunikasi lewat grup WhatsApp sebelum reuni,’’ jelasnya.
Pada reuni itu, salah seorang anggota, Umroh Anita, bahkan mengenakan kostum biru putih yang merupakan seragam SD jadul. Dia juga mencangklong tas barbie dan botol minuman. ’’Seragam kami dulu memang biru putih gini. Ini juga ada temanteman yang bawa properti jaranan sama tas sekolah. Aku sengaja jahitin seragam SD ini dua minggu lalu biar nostalgianya berasa,’’ ungkapnya.
Menghelat acara fun juga dipilih alumni SMP Negeri 3 Malang. Uniknya, pertemuan itu tidak dilangsungkan di Malang, melainkan di Surabaya. Alumni angkatan 1975 tersebut ingin menghabiskan waktu dengan mengunjungi tempat-tempat khas di Surabaya dan nonton ludruk bareng. ’’Surabaya itu tempatnya makanan enak. Sama yang khas itu ludruk ini, biar berkesan,’’ ungkap Elia Mustikasari, salah satu panitia reuni.
Sebanyak 82 alumnus berkumpul di Taman Hiburan Rakyat Jumat malam (16/2). Mereka bersiap untuk menonton penampilan kelompok Ludruk Irama Budaya Sinar Nusantara. Pertunjukan ludruk kali ini membawakan lakon Seduluran Sak Lawase. ’’Kami dikasih tema oleh alumni. Ada ide itu ya kami bicarakan dengan teman-teman,’’ jelas Meimura, sutradara ludruk.
Tidak hanya menonton. Sebagian alumnus ikut diundang naik ke atas panggung. Mereka dipanggil dan diajak duduk di ruang tamu pak lurah. ’’Habis pensiun, jadi pemain ludruk ya,’’ ucap seorang penonton saat Karnias Widodo, salah seorang alumnus, naik ke panggung.