Jawa Pos

Pintu dan Pembatas SUGBK Jebol

Peringatan untuk Asian Games

-

JAKARTA – Panitia Piala Presiden 2018 tidak mampu mengantisi­pasi animo tinggi penonton laga final Persija melawan Bali United Sabtu (17/2). Akibatnya, dua pintu elektrik Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) jebol

Yaitu, di zona 5B dan zona 9. Pelaku penjebolan adalah penonton yang tidak memiliki karcis. Insiden itu seharusnya menjadi pelajaran besar menjelang Asian Games pada Agustus nanti.

SUGBK akan menjadi lokasi opening dan closing ceremony. Perhatian dunia bakal tertuju ke sana. Karena itu, Inasgoc (panitia Asian Games 2018) harus memastikan insiden final Piala Presiden tidak terulang.

Dalam final Piala Presiden Sabtu lalu, 70 ribu kapasitas maksimal SUGBK sudah penuh. Di luar masih ada ribuan suporter yang tidak memiliki karcis. Sebenarnya untuk mereka disiapkan layar lebar untuk nonton bareng. Namun, karena ada beberapa layar yang tidak beroperasi dengan baik, sebagian penonton memaksa masuk dengan menjebol pintu.

Sesmenpora Gatot S. Dewa Broto mengaku kecewa dengan insiden itu. Apalagi, bukan hanya pintu yang jebol. Beberapa pembatas tribun dengan lapangan juga dijebol suporter yang ingin masuk ke lapangan. Sejumlah kursi juga patah.

”Tidak elok rasanya stadion yang akan digunakan sebagai main venue Asian Games 2018 sudah rusak sebelum hajat besar itu terlaksana,” kecam Gatot.

Gatot menyatakan, sejumlah petugas keamanan yang berjaga terlihat hanya terdiam. ”Kami sudah warning dari awal. Saya lihat dengan mata kepala sendiri adanya pembiaran itu. Maaf sebelumnya, aparat cuma bengong saja,” ucapnya.

Seharusnya hal tersebut tidak boleh terjadi. Sebab, dibutuhkan dana besar untuk merenovasi SUGBK, yakni Rp 760 miliar.

Salah satu yang menjadi kelemahan penyelengg­araan final Piala Presiden adalah flow penonton yang tidak terkawal dengan baik. Penonton yang tidak memiliki tiket seharusnya sudah tertahan di ring 3. Dua ring yang lebih dalam hanya untuk penonton bertiket.

Semakin dekat penonton tidak bertiket dengan lapangan, risiko mereka akan menjebol pintu menuju stadion akan semakin besar.

Direktur Sport Inasgoc Wisnu Wardhana menyatakan, insiden final Piala Presiden akan menjadi pelajaran pihaknya. ”Satu-satunya cara adalah mengedukas­i penonton agar lebih bijak dan membantu merawat SUGBK,” ucapnya.

Sementara itu, pihak Kementeria­n Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebagai motor renovasi SUGBK masih menunggu update terakhir kerusakan yang terjadi, apakah termasuk minor atau mayor. Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaj­a menjelaska­n, maksud kerusakan minor adalah kerusakan yang membutuhka­n perbaikan kecil karena ada bagian dari SUGBK yang fungsinya terganggu.

Sedangkan kerusakan mayor merupakan kerusakan yang membutuhka­n perbaikan besar karena ada bagian dari SUGBK yang kehilangan fungsi. Misalnya, tutur Endra, bangku yang tidak bisa digunakan lagi dan harus diganti. Lanskap yang rusak.

”Pagar pembatas yang roboh sehingga tidak lagi bisa berfungsi. Itu akan masuk kategori mayor dan menjadi tanggung jawab panitia pelaksana pertanding­an. Panitia harus mengembali­kan ke kondisi semula sebelum digunakan pertanding­an,” terang Endra.

Layar Lebar Tidak Hidup Sementara itu, Kabidhumas Polda Metro Jaya Kombespol Argo Yuwono membantah jika pihaknya dianggap kecolongan dalam insiden final Piala Presiden lalu. Ada 6.000 personel yang ditugaskan untuk mengamanka­n event tersebut. ”Kami mulai bersiaga sejak Sabtu siang,” katanya.

Dia mengungkap­kan, insiden itu tidak lepas dari layar lebar sejak awal pertanding­an yang tidak hidup. Dia menyebut panitia pelaksana tidak tanggap ketika diminta untuk menyelesai­kan masalah tersebut. Karena itu, Jakmania –sebutan suporter Persija Jakarta– yang tidak memiliki tiket terus merangsek dari silang tenggara SUGBK. ”Kalau layar lebar yang lain menyala, tidak masalah,” terangnya.

Dimintai konfirmasi secara terpisah, Dirut GBK Winarto menyatakan, kerusakan lantaran insiden itu tergolong ringan. Pihaknya akan melakukan perbaikan bersamaan dengan perawatan. ”Saya ikut senang melihat para penonton bisa hadir,” terangnya. Namun, pihaknya berharap bisa lebih baik lagi. Tidak ada kerusakan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia