IHSG Masih Dibayangi Faktor AS
Kembali Ada Peluang Koreksi
JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pekan ini berpotensi bergerak mixed. Pekan lalu, indeks naik 1,32 persen ke posisi 6.591,58 jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya. Kenaikan IHSG itu juga diikuti pertumbuhan kapitalisasi pasar di bursa sebesar 1,22 persen menjadi Rp 7.332,41 triliun.
Meski indeksnya naik, rata-rata nilai transaksi harian, volume transaksi harian, dan frekuensi transaksi harian pekan lalu kompak menurun. ’’Investor asing mencatatkan aksi jual bersih pekan lalu dengan nilai Rp 1,58 triliun.
Jadi, di sepanjang tahun ini, investor asing telah mencatatkan total nilai jual bersih Rp 6,89 triliun,’’ kata Kepala Divisi Komunikasi Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Oskar Herliansyah.
Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menuturkan, menurunnya aktivitas di bursa pekan
lalu masih terdampak sepinya aktivitas investor menjelang liburan Imlek. Namun, pekan ini, aktivitas di bursa bisa kembali bergairah. Indeks pun berpeluang naik lagi.
’’Investor ingin melihat bagaimana laporan keuangan para emiten. Laporan emiten semestinya banyak yang punya kinerja membaik,’’ ujar Hans. Selain faktor emiten, pasar akan kembali fokus pada kondisi dan dinamika pasar di AS.
Pasar keuangan AS memang tengah menarik perhatian masyarakat. Sebab, investor melihat peluang kenaikan lanjutan dari suku bunga acuan Bank Sentral AS (The Federal Reserve). Selain itu, data inflasi yang meningkat di AS menuntut suku bunga acuan agar segera disesuaikan. Tujuannya, menjaga mata uang USD supaya tidak terus melemah.
Berbeda dengan Hans, analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menyatakan, indeks pekan ini berpotensi menurun. ’’IHSG akan terkoreksi wajar menuju ke area support pada level 6.575 dan 6.558,’’ ucapnya. Secara teknikal, bursa sudah menunjukkan overbought (kelebihan beli). Reza pun merekomendasikan saham ACES, AGRO, BEST, BUMI, SILO dan UNVR untuk perdagangan hari ini (19/2).