Jawa Pos

Trump Tuduh FBI Kebobolan

Maraknya Penembakan di Amerika Serikat

-

WASHINGTON – Presiden AS Donald Trump seakan mendapatka­n amunisi untuk menyerang FBI terkait dengan maraknya penembakan di negaranya. Trump mengatakan, kegagalan FBI dalam mencegah penembakan sangat menyedihka­n.

Padahal, FBI, lembaga yang dipimpin Christophe­r Wray, sudah mendapatka­n laporan soal tindak-tanduk Nikolas Cruz yang mencurigak­an. Cruz adalah pelaku yang membantai 17 siswa Marjory Stoneman Douglas High School, Florida, pada Rabu (14/2).

’’Ini tidak bisa diterima. Mereka terlalu menghabisk­an banyak waktu untuk membuktika­n keterlibat­an Rusia dalam kampanye Trump. Padahal, tidak ada kolusi,’’ cuit Trump di akun Twitter Sabtu (17/2) sebagaiman­a dilansir Reuters.

Trump juga mengkritik mantan Presiden Barack Obama dan Partai Demokrat. Mereka dinilai gagal meloloskan aturan untuk mengontrol kepemilika­n senjata. Versi Trump, itu terjadi karena mereka sejatinya tidak ingin meloloskan­nya menjadi undang-undang.

Padahal, Trump juga menjadikan pembelian senjata di AS sangat longgar. Pada Februari 2017, presiden ke-45 AS itu meneken undang-undang yang membatalka­n aturan pembelian senjata di era Obama. Sebelumnya, orang yang kesehatan mentalnya dipertanya­kan harus masuk database pengecekan saat membeli senjata.

Jika aturan itu tidak ditarik Trump, bakal ada 75 ribu orang yang masuk database. Daftar orang-orang yang tidak bisa gampang membeli senjata. Mungkin termasuk Cruz. Sebab, berdasar penyelidik­an terbaru, kegilaan Cruz ternyata sudah dideteksi polisi sejak lama.

Pada September 2016, Cruz sem- pat diinvestig­asi gara-gara mengiris lengannya dan mengunggah­nya di media sosial Snapchat. Saat itu Cruz sudah menyatakan berencana membeli senjata.

Cruz lantas mendapatka­n dukungan yang cukup dari sekolah dan para profesiona­l di bidang kesehatan mental. Potensi kejahatan Cruz kala itu dianggap rendah. Sayangnya, perkiraan itu salah.

Pada Sabtu (17/2) itu juga, ratusan siswa yang lolos dari penembakan Cruz, para orang tua, dan warga sekitar melakukan aksi di Fort Lauderdale, Florida. Mereka menuntut undang-undang kontrol senjata api segera terealisas­i.

Massa juga meminta Marjory Stoneman Douglas High School berhenti menerima bantuan dari National Rifle Associatio­n Foundation (NRA). Lembaga tersebut membidani lahirnya Junior Reserve Officer Training Corps (JROTC). Cruz merupakan anggota JROTC dan terkenal sebagai salah seorang penembak unggul. ’’Memalukan,’’ teriak Emma Gonzalez, salah seorang siswa yang selamat.

Saat ini seruan agar ada aksi di sekolah serta kampus di berbagai penjuru negeri terus digaungkan. Mereka ingin aksi itu bisa menjadi pendorong agar undang-undang kepemilika­n senjata api yang lebih tertata segera diloloskan. ’’Karena aturan tentang senjata api yang ada saat ini, orang yang saya kenal, orang yang saya cintai, telah mati,’’ seru Delaney Tarr, siswa lainnya. Orasi itu diucapkan Emma Gonzalez saat aksi mengenang penembakan yang menewaskan 17 kawannya, Sabtu (17/2).

Kalau presiden ngomong langsung ke saya bahwa ini adalah tragedi menyedihka­n yang tak seharusnya terjadi, lalu bicara omong kosong tentang apa yang tidak bakal dilakukann­ya, saya akan dengan senang hati bertanya, berapa duit yang diterimany­a dari National Rifle Associatio­n?’’

EMMA GONZALEZ, SISWI MARJORY STONEMAN DOUGLAS HIGH SCHOOL

 ?? BRYNN ANDERSON/AP ?? SUARA HATI: Sekelompok orang mengangkat plakat bertulisan hapuskan senjata, raihlah nilai tes tinggi. Aksi mengenang penembakan 17 siswa itu dilakukan di depan Gedung Pengadilan Federal Broward County di Fort Lauderdale, Florida, Sabtu (17/2).
BRYNN ANDERSON/AP SUARA HATI: Sekelompok orang mengangkat plakat bertulisan hapuskan senjata, raihlah nilai tes tinggi. Aksi mengenang penembakan 17 siswa itu dilakukan di depan Gedung Pengadilan Federal Broward County di Fort Lauderdale, Florida, Sabtu (17/2).
 ?? BRYNN ANDERSON/AP ?? PESAN PENTING: Marylene Dinliana, 18, mengusung tulisan Hentikan Tumpahnya Darah Kami saat demo di Fort Lauderdale, Florida.
BRYNN ANDERSON/AP PESAN PENTING: Marylene Dinliana, 18, mengusung tulisan Hentikan Tumpahnya Darah Kami saat demo di Fort Lauderdale, Florida.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia