Srikandi Indonesia Dominasi Podium
Ultra-Trail Koh Chang 2018
SERI supertrails pertama 2018, Ultra-Trail Koh Chang, digelar pada 16–18 Februari. Race itu berlokasi di Pulau Koh Chang, Thailand. Pulau Koh Chang berjarak 360 km arah tenggara Kota Bangkok. Tahun ini merupakan kali keempat Ultra-Trail Koh Chang diselenggarakan. Setiap peserta yang berhasil finis kategori 100 km mendapat bonus 50 poin Asia Trail Master.
Ultra-Trail Koh Chang memang merupakan race yang teknikal. Race dengan tipe jungle trail tersebut berada di sebuah pulau dengan hutan yang masih lebat dan alami. Selain itu, cuaca di daerah tropis yang terik bisa membuat peserta mengalami dehidrasi, bahkan heat stroke. Sebagian jalur mengharuskan peserta berlari di daerah pantai.
’’Jalurnya seperti obstacle run. Banyak pohon tumbang, akar-akar tersulur di tanah, dan duri. Sehingga tidak mudah untuk berlari. Jadi, harus ekstrahati-hati banget,’’ ungkap pelari Indonesia Ruth Theresia kepada Jawa Pos.
Di kategori putri, pelari Indonesia mendominasi empat besar. Mereka adalah Ruth Theresia di peringkat pertama, Shindy Patricia di podium kedua, dan Lily Suryani di urutan keempat. Ruth berhasil meraih podium pertama dengan catatan waktu 24 jam 20 menit 40 detik. Race itu juga menjadi race pertama Ruth di Thailand. ’’Saya sempat frustrasi. Selain karena medan yang sulit, waktu saya banyak terbuang sia-sia hanya untuk menunggu anjing-anjing yang bebas berkeliaran. Tapi, saya bersyukur bisa menjuarai race ini,’’ imbuh peringkat ketiga Asia Trail Master 2017 itu. Selanjutnya, Ruth mengikuti seri supertrails 50K Cordillera Mountain Ultra di Filipina pada 3–4 Maret.
Di kategori 100K putra, Jantaraboon Kiangchaipaiphana berhasil menyabet gelar juara. Pelari asal Thailand itu finis dengan catatan waktu 14 jam 27 menit 3 detik.
Ultra-Trail Koh Chang ini diwarnai beberapa insiden. Pelari Prancis Elizabeth Lagros yang sempat memimpin race terpaksa mundur pada Km 75. Itu terjadi setelah ada serangga yang masuk ke telinganya. Sebelumnya, dia juga mengalami luka lecet serius di kakinya. Pelari Italia Alessandro Sherpa juga tidak bisa menyelesaikan race. Dia mengalami cedera engkel pada Km 6. Meskipun begitu, dia tetap melanjutkan lomba sejauh 21 km dengan tongkat kayu. Akhirnya, dia harus menyerah di Km 28.
’’Ini bukan minggu terbaikku, tapi bukan berarti yang terburuk,’’ kata Sherpa lewat akun Instagram-nya.