CLS Knights Kembali ke Trek Kekalahan
SURABAYA – Kebangkitan CLS Knights Indonesia ternyata hanya fatamorgana. Sandy Febiansyakh dkk kembali menuju tren kekalahan. Kemarin CLS mengalami kekalahannya yang ketiga secara beruntun setelah dibekap tamunya, Saigon Heat, dengan skor 88-93 di GOR Kertajaya, Surabaya.
Saigon yang bermain tanpa forward andalannya, Moses Morgan, berhasil mendominasi CLS. Bahkan, saat pertandingan menyisakan empat menit, CLS tertinggal jauh sampai 16 poin (70-86). Dua pemain asing, Akeem Scott dan Maxie Kunlee Esho, menjadi tulang punggung Saigon. Esho mencetak doubledouble dengan 37 poin dan 11
rebound, sedangkan Scott mendonasikan 32 poin.
’’Kami memiliki game plan yang spesifik. Kami bermain dengan tempo yang cepat. Selanjutnya, bila kami bisa mengembangkan pemain lokal,
it will be good,’’ ucap pelatih Saigon Kyle Julius.
Menurut dia, Saigon Heat adalah tim yang paling kecil dalam hal
size. Sementara itu, CLS adalah tim dengan ukuran tubuh yang lumayan besar. Bahkan, dia takjub melihat size pemain lokal CLS yang lebih tinggi daripada mereka seperti Firman Dwi Nugroho (201 cm).
Sinyal kekalahan CLS memang terlihat sejak awal pertandingan. Center Heat Maxie Esho tampil dominan di bawah ring. Pada akhir kuarter pertama, Mario Wuysang dkk tertinggal dengan margin poin yang cukup besar, 9-23. Setelahnya, CLS bekerja sangat keras untuk mengejar ketertinggalan. Namun, upaya itu gagal. ’’Dulu kuarter keempat, sekarang kuarter pertama,’’ keluh head coach CLS Koko Heru Setyo Nugroho.
Bintang CLS Shane Edwards bermain baik dengan menyumbang 33 poin. Wuysang menambahkan 20 poin. Sedangkan center Brian Williams mencatat double-double 18 poin serta 12 rebound. Sayang, itu belum cukup untuk membawa kemenangan. Wuysang sendiri mencapai 1.000 poin selama mengikuti ABL.
Selanjutnya, CLS menjamu klub Thailand Mono Vampire pada 21 Februari mendatang. Walau peluang menembus playoff mengecil, CLS belum kehilangan harapan.