Pulau Gili Noko Siap Bersolek
GRESIK – Wacana Bawean Sail 2018 memotivasi desa-desa di Pulau Bawean untuk bersiap menyambut kedatangan wisatawan. Pemerintah Desa Sidogedungbatu, Kecamatan Sangkapura, memoles destinasi Pantai Gili Noko. Salah satunya, membangun gazebo dan toilet untuk turis.
Selama ini, wisatawan sulit berteduh atau buang air kecil di pulau kecil nan elok tersebut. Padahal, pantai seluas sekitar 1.000 meter persegi itu sangat indah. Gili Noko jadi jujukan snorkeling karena keindahan biota lautnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Gresik Mighfar Syukur mengaku telah menerima permintaan Desa Sidogedungbatu itu. ’’Saat ini, suratnya telah kami terima,’’ ujarnya kemarin (18/2).
Sebenarnya, Gili Noko masih merupakan lahan yang dilindungi Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Jatim. Sama dengan kawasan Danau Kastoba. Dalam aturan, tidak boleh ada bangunan berdiri di lahan konservasi itu.
Namun, jelas Mighfar, bangunan yang dilarang berdiri di lahan konservasi adalah bangunan permanen. ’’Kalau semipermanen diperbolehkan,’’ ucap mantan kepala bagian humas Pemkab Gresik tersebut.
Pesona Pulau Bawean sebagai destinasi wisata telah mendunia. Tokohtokoh daratan berjuluk Pulau Putri –julukan Bawean– itu telah menggagas satu agenda wisata berkelas internasional pada Oktober 2018 ini. Yaitu, Bawean Sail 2018.
Masih banyak infrastruktur yang perlu dibenahi. Dibutuhkan anggaran besar. Menurut Mighfar, membangun infrastruktur di Bawean tidak bisa mengandalkan APBD Gresik. Harus ada suntikan dari provinsi dan pusat. ’’Kalau bisa, untuk hotel dan transportasi bisa melibatkan swasta,’’ katanya.