Jawa Pos

Belum Ada Solusi Harun Thohir

Kontainer Tutupi Spanduk Peringatan

-

GRESIK – Rencana pembatasan tonase kendaraan yang melintasi Jalan Harun Thohir semakin serius. Muncul tanggapan beragam. Warga sekitar sangat ingin pemortalan segera diterapkan. Namun, pengusaha angkutan khawatir pemortalan menghambat pengoperas­ian truk mereka.

Masyarakat Kampung Bandaran, Kelurahan Bedilan, dan Desa Pulopancik­an, Gresik, berharap pembatasan segera diterapkan. Sebab, lalu lalang kendaraan berat sangat menyiksa harihari ini. Suaranya begitu keras. Bahkan, rumah warga bergetar saat kontainer melewati Jalan Harun Thohir.

”Tidur saja susah sekarang,” kata Gatot, warga setempat. Mereka yang resah itu tinggal di Kampung Bandaran, Kelurahan Bedilan, dan Desa Pulopancik­an, Gresik. Warga berharap pembatasan segera diterapkan.

Ketua Kamar dan Dagang Indonesia (Kadin) Gresik Lailatul Qodri menyatakan prihatin dengan tarik-menarik soal Jalan Harun Thohir itu. Dia ingin menjadi mediator bila pemerintah menghendak­inya. Kadin akan turut mendekati perusahaan di kawasan pelabuhan.

Sebab, pembatasan jalan tersebut akan berdampak pada distribusi barang. Tapi, bila memang Kadin tidak diajak bicara, dia juga tak akan memperma-salahkanny­a. ”Pembatasan juga menjadi kewenangan pemerintah,” katanya kemarin (18/2).

Qodri memahami kebijakan pemkab itu. Sebab, pembanguna­n infrastruk­tur membutuhka­n anggaran besar. Dia mengimbau perusahaan-perusahaan di sekitar Pelabuhan Gresik untuk membantu pemerintah. ”Partisipas­i perusahaan di sekitar pelabuhan adalah alternatif pemerintah untuk memperbaik­i jalan itu,” katanya.

Di sisi lain, rencanan pemortalan Jalan Harun Thohir mulai meresahkan pengusaha angkutan. Kepada Jawa Pos, seorang pengusaha menyatakan sudah meminta PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Gresik agar menyikapi secepatnya rencana Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Gresik itu. Sebab, pembatasan Jalan Harun Thohir pasti mengganggu distribusi barang dari dan menuju pelabuhan.

”Karena sampai saat ini belum ada jalan alternatif lain,” ujar pengusaha yang minta namanya tidak disebutkan itu. ”Saya pengusaha kecil. Pasti kena dampaknya,” katanya.

Hingga kemarin, spanduk sosialisas­i rencana pembatasan tonase telah dipasang DPUTR di dua titik. Yaitu, di kawasan Jalan Harun Thohir, mulai Kampung Bandaran, Kelurahan Bedilan, hingga Desa Pulopancik­an, Gresik.

Kain rentang pertama dipasang di simpang tiga Kampung Bandaran, arah Pelabuhan Gresik. Kedua, di pojok selatan Harun Thohir yang berbatasan Sidorukun–Pulopancik­an.

Spanduk itu berbunyi imbauan sekaligus ”ancaman” pembatasan waktu. ”Mohon maaf kepada pengguna Jalan Harun Thohir. Perbaikan jalan belum dapat dilaksanak­an. Jika dalam tempo 2 minggu belum ada kesepakata­n antara perusahaan dan stakeholde­r. Penggunaan jalan akan disesuaika­n dengan fungsi jalan kelas III (beban max 8 ton).”

Namun, ada saja yang berulah. Spanduk itu, entah sengaja atau tidak, ditutupi kontainer yang parkir di sana. Akibatnya, tulisan tidak bisa dibaca masyarakat.

 ?? CHUSNUL CAHYAD/JAWA POS ?? BEKAS GEMPA?: Warga melewati Jalan Harun Thohir yang betonnya sudah rusak parah.
CHUSNUL CAHYAD/JAWA POS BEKAS GEMPA?: Warga melewati Jalan Harun Thohir yang betonnya sudah rusak parah.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia