Sudah Dipagar, PKL Nekat Gelar Tikar
Ratusan Cemara Udang Terancam Rusak
SURABAYA – Tampaknya, program penghijauan yang dilakukan di kawasan Jembatan Suramadu sia-sia. Sebab, ratusan cemara udang yang belum genap sebulan ditanam terancam rusak. Pedagang nekat menggelar tikar di lahan penghijauan untuk para pembeli. Padahal, tanaman yang masih kecil itu belum kuat berdiri sendiri. Masih perlu disangga kayu agar bertahan.
Berdasar pantauan kemarin (18/2), pedagang kaki lima (PKL) menggelar tikar di sisi timur jembatan. Meja dan kursi diletakkan di sela-sela tumbuhan cemara udang. Karena pembeli dan pedagang yang mengantarkan makanan berseliweran, beberapa penyangga cemara udang bergeser. Tanaman pun doyong.
Jumlah meja dan kursi di ruang terbuka hijau (RTH) cukup banyak. Letaknya hampir memenuhi bibir pantai sebelah timur Jembatan Suramadu. ’’Nggak mengganggu kok. Buktinya tidak ditegur,” ujar salah seorang pedagang. Perempuan itu mengatakan, pengunjung Suramadu meningkat selama liburan. Sementara itu, kapasitas warungnya kecil. Dia terpaksa menggelar tikar di lahan cemara udang untuk menampung pengunjung.
Penghijauan kawasan timur Suramadu dilakukan pada Jumat (26/1). Sebanyak 300 cemara udang disebar di bibir pantai. Ada pemagaran untuk menghalau pedagang dan kambing. Penanaman mengacu pada program Pemkot Surabaya terkait penataan kawasan wisata.
Saat dihubungi, Koordinator Wilayah (Korwil) Utara Satpol PP Surabaya Agus Kamaludin mengecam aksi tersebut. Menurut dia, perilaku PKL sudah melanggar aturan. Lahan hijau tidak boleh digunakan untuk berjualan. ’’Kami tak mungkin terus memantau. Selain personel terbatas, tugasnya tak sedikit,” ungkap Agus.
Menurut dia, larangan untuk tidak berjualan sudah disosialisasikan. Saat diberi peringatan, tidak ada pedagang yang protes.
Agus menambahkan, pemantauan di kawasan penghijauan seharusnya melibatkan banyak pihak. Bukan hanya petugas satpol PP. Kecamatan harus ikut membantu pengawasan. Camat Kenjeran Henny Hindriati menjawab singkat saat dikonfirmasi. Melalui pesan WhatsApp, perempuan itu berjanji mengeceknya. Dia akan berkoordinasi dengan petugas bagian keamanan dan ketertiban (trantib). ’’Nanti kami mengeceknya. Pedagang bisa kena tegur,” papar Henny.