Inocent Purwanto, Melawan Deraan Tumor dengan Bernyanyi Ingin Membanggakan Ibu, Terobsesi Jadi Penyanyi Profesional
Bagi Inocent Purwanto, menyanyi adalah kegembiraan. Bukan sekadar wadah aktualisasi diri. Seni tarik suara dan olah vokal juga menjadi pembangkit semangat bagi gadis 18 tahun yang terserang tumor tersebut.
MAYA APRILIANI
SUARA Ino, panggilan Inocent Purwanto, terdengar serak dan berat. Suara itu menjadi ciri khasnya tersendiri. Dengan penuh percaya diri, bungsu dari tiga bersaudara tersebut membawakan lagu berjudul Bukti yang dipopulerkan Virgoun. Saat menyanyi, Ino terlihat menjiwai.
’’Belajarnya otodidak. Dari mama saja,’’ katanya saat ditemui di SMK Airlangga Kamis (15/2).
Dunia tarik suara memang sudah tidak asing bagi putri pasangan Toto Dwi Purwanto dan Eny Haryjati tersebut. Sejak kecil Ino cinta dengan dunia menyanyi. Darah seni di bidang tarik suara yang mengalir dalam tubuhnya berasal dari orang tuanya. Eny yang seorang penyanyi dan Toto yang merupakan pemain musik mewariskan bakat menyanyi pada putri tercintanya.
Meski tidak pernah belajar olah vokal secara khusus di tempat kursus, kemampuan Ino mengolah suara hingga menjadi nada-nada yang indah kerap membuahkan prestasi tersendiri. Berguru pada sang ibu menjadikan Ino tidak perlu malu. Dia mengawali debut sebagai seorang penyanyi dalam ajang pencarian bakat Rising Star pada 2016-2017.
Berkolaborasi dengan DJ Chaidir dalam grup bernama Fade In, Ino mampu live, all-out tarik suara. Dia ingin mewujudkan citacitanya menjadi penyanyi profesional sekaligus membahagiakan dan membanggakan orang tua.
Demi mewujudkan mimpi itu, Ino harus berjuang melalui berbagai rin- tangan. Termasuk bolak-balik ke rumah sakit untuk menjalani dua kali operasi dalam kurun waktu tujuh bulan. Sebab, di salah satu payudaranya ditemukan benjolan berupa tumor. ’’Awal ketahuannya itu Mei 2017,’’ ucap Ino.
Saat itu dia sudah tidak tampil lagi di televisi. Kala itu gencar diadakan kampanye untuk mendeteksi dini kanker dengan metode sadari (periksa payudara sendiri). Sebagai perempuan yang peduli dengan kesehatan dan kondisi tubuh, Ino pun melakukan metode tersebut. Ketika itulah dia merasa ada yang aneh pada payudara kirinya. Ada benjolan.
Atas saran ibunya, Ino kemudian memeriksakan diri ke RSUD Sidoarjo. Setelah melalui beberapa rangkaian tes, Ino divonis mengidap tumor dan harus menjalani operasi pada Mei lalu. Keputusan dokter itu begitu cepat. Namun, dia menerimanya dengan lapang dada.
Sampai hari H operasi, Ino pun tetap tenang. Sebagai obat penenang sekaligus penyemangat, dia mendengarkan lagu. Praktis, tidak ada hari yang terlewatkan tanpa musik dan bernyanyi. Selain itu, lagu turut menguatkan mental Ino saat ada benjolan lagi di payudaranya yang sama enam bulan kemudian. Jumlahnya tidak hanya satu. Tetapi tiga sekaligus. Karena itu, tepat pada bulan ketujuh setelah operasi pertama, tepatnya awal Desember 2017, dia melakukan operasi kedua.
Bagi Ino, sakit tidak harus ditangisi dan dijadikan beban. Pembawaan yang tenang dan santai membantu mengurangi rasa sakit. ’’Kalau dirasakan ya sakit banget pascaoperasi,’’ ucapnya.
Di sekolah, Ino juga ikut membimbing adik-adik kelasnya untuk mengikuti lomba menyanyi. ’’Sekarang saya juga sudah jaga makan. Tidak mengonsumsi sembarang masakan. Terutama yang mengandung bahan pengawet,’’ ungkapnya.