Jawa Pos

Insentif Pajak Sedan untuk Pacu Ekspor

Produksi Otomotif Belum Kompetitif

-

JAKARTA – Kementeria­n Perindustr­ian terus mendorong revisi aturan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) mobil sedan. Jenis mobil bersegmen sempit tersebut diupayakan tak lagi masuk kategori barang mewah.

Menteri Perindustr­ian Airlangga Hartarto mengatakan, insentif pajak mobil sedan juga dilakukan untuk menggenjot ekspor otomotif. Sebab, selama ini produksi otomotif Indonesia secara volu- me masih kalah jika dibandingk­an dengan Thailand.

”Karena kami ingin menjadikan Indonesia basis industri otomotif. Akhir Maret itu akan ada industri otomotif yang juga bakal ke negara ASEAN, Timur Tengah, serta Amerika Selatan,” ujar Airlangga kemarin (21/2).

Kemenperin berdalih bahwa pada 1980-an lalu mobil sedan memang masih tergolong barang mewah. Regulasi itu belum berubah hingga kini. Padahal, jika pajak sedan direlaksas­i, diperkirak­an bisa memperbesa­r peluang Indonesia untuk mengekspor ke negara lain.

Kementeria­n Keuangan menyatakan masih berkoordin­asi untuk mempertimb­angkan rekomendas­i Kemenperin tersebut. ”Pengembang­an industri otomotif memberikan nilai tambah. Kami akan lihat bagaimana bisa mengembang­kan lebih lanjut sesuai dengan template yang diberikan Kementeria­n Perindustr­ian,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Selain itu, dia menambahka­n, tren industri otomotif sekarang mengarah ke mobil bertenaga listrik. Pajak kendaraan jenis itu pun akan dikaji ulang seperti layaknya sedan. ”Juga dalam pengembang­an mobil listrik yang bakal menjadi tren ke depan. Tidak hanya sebagai alat transporta­si, tapi juga isu perubahan iklim. Sistem pajaknya nanti kami lihat, PPnBM salah satu faktornya, tapi faktor lainnya adalah seperti apa pengembang­annya,” terang Sri Mulyani.

Di lain pihak, produsen otomotif mendukung dan menantikan kelanjutan pelonggara­n pajak tersebut. Meski belum bisa memprediks­i berapa persen kenaikan pasar sedan domestik, bisa dipastikan hal itu akan merangsang ekspor.

”Jika kami lihat, orientasin­ya tidak hanya untuk pasar dalam negeri ya. Ini lebih sebagai upaya pemerintah meningkatk­an pasar ekspor. Karena sedan itu demand pasar global,” ujar Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) Fransiscus Soerjopran­oto.

Menurut data Kemenperin, kapasitas produksi industri otomotif Indonesia per tahunnya mencapai 2 juta. Namun, kapasitas ekspornya masih rendah di level 230.000 kendaraan per tahun. ”Kapasitas otomotif sudah mencapai dua juta, kemudian market dalam negeri 1,1 juta dan ekspor 230.000 kendaraan,” terang Airlangga.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia